Lihat ke Halaman Asli

Christian Evan Chandra

TERVERIFIKASI

Narablog

Bukti Pembangunan Jakarta

Diperbarui: 20 Januari 2017   17:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di tengah persaingan skala nasional dan global, DKI Jakarta terus berbenah. Berbagai pembangunan terus direncanakan dan dilaksanakan dengan perawatan hasilnya secara berkelanjutan sehingga manfaatnya bisa terus dirasakan. Sedikit pembangunan bisa menarik investasi, lebih banyak lagi pembangunan bisa menarik investasi lebih besar.

Membangun Jakarta tidak hanya sekadar membangun sarana prasarana untuk menggeliatkan kehidupan masyarakatnya, melainkan juga perlu membangun masyarakat itu sendiri. Di zaman modernisasi seperti ini, perlu pikiran yang terbuka, realistis, dan senantiasa selaras dengan kehidupan. Dengan demikian, terbentuklah enam unsur yang baik untuk masyarakat : otak (cerdas dan mampu menangani setiap masalah dengan baik), perut (kebutuhan makanan dan minuman terpenuhi dengan gizi yang baik), dompet (pendapatan cukup untuk memenuhi berbagai kebutuhan), kebahagiaan, iman, dan akhlak. Benda mati dibangun, sistem birokrasi juga dibangun. Sebagian sudah saya bahas di sini. Sisanya? Simak terus dan selamat membaca.

Perbaikan jembatan
Jakarta punya banyak sungai. Satu sisi dengan sisi lainnya dihubungkan dengan jembatan sehingga bisa dilewati manusia dan kendaraan. Masalahnya, berapa banyak dan berapa massa yang melewati jembatan itu setiap harinya? Belum lagi, kualitas jalan di atas jembatan itu sendiri. Pemerintah memerhatikannya dengan baik melalui perbaikan jembatan dan pembangunan konstruksi baru. Meskipun harus dibayar dengan kemacetan selama perbaikan, tetapi setelahnya masyarakat bisa merasakan manfaat yang sesungguhnya. Perjalanan jadi lebih lancar dan kendaraan tidak mudah rusak karena kondisi jalan yang lebih mulus.

Peduli penyeberang jalan
Jakarta dulu sudah punya garis-garis putih bernama zebra cross untuk memudahkan penyeberang jalan menentukan jalurnya, tetapi tidak semudah itu untuk memaksa pengendara menghentikan laju mereka. Proyek peduli penyeberang jalan pun dilakukan dan terus berlangsung dalam masa kepemimpinan beberapa gubernur terakhir. Lampu lalu lintas baru dipasang di dekat zebra cross dan penyeberang jalan hanya perlu menekan tombol untuk membuat lampu untuk pengendara menjadi merah sehingga mereka bisa menyeberang tanpa risiko tertabrak kendaraan. Fasilitas seperti ini sudah pernah saya temukan di kawasan Balai Kota DKI Jakarta, juga di Kelapa Gading.

Pembangunan jalan inspeksi
Sungai yang bersih akan menciptakan lingkungan yang sedap dilihat, tidak berbau, dan tidak berkontribusi terhadap bencana banjir. Sungai yang bersih memerlukan peran dua sisi, pemerintah harus melakukan penanganan secara berkala dan masyarakat harus menjaga kebersihannya. Membersihkan sampah di sungai bukan perkara mudah, perlu alat-alat berat lengkap dengan petugas yang mengoperasikannya sehingga perlu tempat untuk membawa dan meletakkannya. 

Membawa masuk semuanya memerlukan jalan inspeksi yang cukup lebar, di sinilah pemerintah terus menambah jumlahnya. Jika dulunya ada rumah-rumah bagaimana? Relokasi dilakukan dengan tetap memerhatikan kesejahteraan warga setelah pelaksanaannya, meskipun hal ini juga tetap tidak mudah untuk warga karena harus beradaptasi lagi dan menyesuaikan aktivitasnya. Jalan inspeksi ini juga bisa digunakan oleh masyarakat umum lho, lihat contohnya di Kemayoran, Jakarta Pusat.

Normalisasi sungai dan waduk
Sungai dan waduk adalah tempat penampung air. Apabila sungai dan waduk kotor, bagaimana dengan pasokan air bersih di ibu kota? Apabila sungai dan waduk mengalami pendangkalan serta penuh akan sampah, bagaimana dengan daya tampungnya dan pengaruh terhadap risiko banjir? Kedalaman dan lebar sungai dan waduk harus terus dinormalisasi, sampah-sampah dan eceng gondok harus dibersihkan dari dalamnya. Jika memungkinkan, perhatikan lokasi di sekitarnya sehingga bisa menjadi tempat yang layak dan nyaman, misalnya taman di kawasan Waduk Pluit.

Terminal 3 Ultimate Bandara Internasional Soekarno-Hatta
Soal yang ini, merupakan proyek pemerintah pusat melalui Angkasa Pura. Jakarta yang terus berkembang dan menjadi titik transit menuju destinasi lainnya di Indonesia membutuhkan terminal bandara yang lebih memadai untuk menampung penumpang pesawat yang terus melonjak. Jika dulu mengandalkan dua terminal di Bandara Soeta, kini Jakarta juga mengandalkan terminal baru bernama Terminal 3 Ultimate dan juga Bandara Halim di Jakarta Timur. Dibandingkan dua terminal sebelumnya, terminal baru ini telah menyesuaikan diri dengan kemajuan bandara secara global.

Revitalisasi pasar rakyat
Pemprov DKI Jakarta tidak ingin segala keunggulan dan keunikan pasar rakyat hilang begitu saja dari ibu kota karena hilangnya pengunjung. Untuk membuat pengunjung nyaman berbelanja di tempat yang layak dan tidak mengganggu kenyamanan masyarakat lainnya, Pemprov melakukan revitalisasi terhadap pasar rakyat di Jakarta, juga membangun pasar rakyat baru seperti yang pernah dilakukan di Pasar Blok G Tanah Abang. Meskipun niatnya baik yaitu memindahkan pedagang dari jalanan ke dalam gedung, masalahnya tidak sesimpel itu. Menarik pengunjung ke sana bukan perkara mudah dan murah, tetapi memang pembangunan itu perlu kesabaran dan ketekunan. Apabila kita tekun menjaga dan mengembangkan kualitas hasil pembangunan, hasilnya akan seperti bus TransJakarta, semakin hari jumlah penumpang semakin meningkat. Kita doakan supaya semangat ini bisa tersalurkan ke seluruh pasar rakyat sehingga Jakarta bisa mengucapkan selamat tinggal pada pasar rakyat yang dikatakan tradisional dan kotor serta selamat datang pada pasar rakyat yang tak kalah menarik dengan pasar modern.

Bus tingkat wisata
Berkeliling kota Jakarta naik bus tingkat wisata secara gratis? Mengapa tidak? Tanpa mengeluarkan uang sepeser pun, Anda bisa berkunjung ke destinasi-destinasi seperti Pasar Baru dan Bundaran Hotel Indonesia dengan duduk di dalam sebuah bus nyaman berpendingin.

Pelayanan Terpadu Satu Pintu
Mudah, cepat, dan menyenangkan dalam mengurus berbagai hal yang dibutuhkan merupakan tujuan dari penerapan sistem PTSP ini. Dilengkapi dengan sumber daya manusia yang ramah dalam melayani masyarakat, cekatan dan teliti dalam bekerja, serta mampu mengoperasikan produk berbasis teknologi, kini tidak perlu repot dan lama lagi untuk membuat KTP, KK, surat PM1, atau surat-surat lainnya. Selain itu, pemerintah juga memikirkan kenyamanan masyarakat selama menunggu dengan ruangan berpendingin, bersih, terang, memiliki tempat duduk yang cukup, dan dilengkapi sumber informasi berupa televisi atau bahan bacaan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline