Lihat ke Halaman Asli

Christian Evan Chandra

TERVERIFIKASI

Narablog

Hidup Bersih dan Berikan Senyummu untuk Indonesia!

Diperbarui: 14 September 2016   13:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seorang guru TK tersenyum sambil mengajarkan anak didiknya untuk menyikat gigi, sebagaimana diunggah oleh kalibalikbanyuputih.blogspot.com.

Budaya bersih itu mudah, murah senyum itu mudah. Budaya bersih itu penting, murah senyum itu penting. Budaya bersih itu gratis, murah senyum itu gratis.

Budaya bersih itu susah, murah senyum itu susah. Budaya bersih itu tidak penting, murah senyum itu sepele. Budaya bersih itu mahal, murah senyum apalagi.

Dua paragraf pendek di atas sungguh berkebalikan dan mereka bukanlah kisah fiksi. Mereka adalah sungguhan dan hidup bersama dengan kita dalam bingkai realita kehidupan zaman modern. Paragraf pertama menyatakan apa yang seharusnya terjadi ketika paragraf kedua menceritakan apa yang kenyataannya terjadi sekarang ini. Miris, sungguh miris. Padahal, keduanya penting untuk menciptakan hidup masyarakat yang sehat secara jasmani dan rohani. Keduanya juga merupakan kegiatan yang penting untuk menciptakan kesan bangsa Indonesia sebagai bangsa yang baik di mata dunia.

Bersih

Bersih adalah awal dari kesehatan seseorang. Hidup yang tidak bersih secara fisik akan mengundang datangnya berbagai penyakit dan ketidaknyamanan lainnya bagi orang itu sendiri dan orang-orang di sekitarnya.

Menciptakan kebutuhan budaya bersih dari diri sendiri

Tidak ada yang bisa membuat orang bisa hidup bersih jika tidak bermula dari kesadaran orang itu sendiri. Orang itu harus memiliki tekad untuk konsisten berbudaya bersih dengan tiga alasan berikut.

  • Hidup bersih membuat dia menjadi sehat.
  • Hidup bersih membuat dia menjadi tenang.
  • Hidup bersih membuat dia tampak sebagai pribadi yang positif di lingkungannya.

Hal-hal yang harus dibiasakan antara lain : membersihkan tubuh sendiri dengan baik dan teratur, membuang sampah di tempat sampah, memegang sampahnya terlebih dahulu jika belum menemukan tempat sampah, dan tidak membuang sampah di tempat umum. Individu juga harus menyadari dampak dari mengabaikan budaya bersih.

  • Bau yang tidak sedap, penampakan yang tidak mengenakkan, dan banyaknya serangga karena sampah yang menumpuk.
  • Pandangan orang lain yang melihatnya dan menjadikannya sebagai orang yang hidup kotor.
  • Berbagai penyakit yang bisa menghinggapi dirinya sendiri dan orang-orang di sekitarnya, termasuk di antaranya diare, disentri, infeksi pernapasan, dan juga penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk.

Menciptakan kebutuhan budaya bersih dari keluarga

Seorang individu akan mengalami proses pendidikan dari keluarganya, termasuk pendidikan bagaimana hidup dengan budaya bersih. Untuk itu, keluarga haruslah memberikan teladan yang baik kepada individu dengan senantiasa memperhatikan kebersihan dan juga mengajarkan secara langsung kepada individu bagaimana cara hidup bersih.

  • Memperhatikan kebersihan tubuh mereka masing-masing dan juga kebersihan rumah mereka. Setelah bangun pagi, mereka mandi, bukan hanya mencuci wajah. Setelah bangun pagi, pergilah untuk mandi, bukan hanya mencuci wajah. Kebiasaan hanya mencuci wajah karena malas bangun lebih pagi biasanya akan terbawa sampai dewasa.
  • Membuang sampah di tempat sampah, bukan secara sembarangan sesuai keinginannya sendiri. Umumnya anak-anak membuang sampah tanpa rasa bersalah karena meniru perilaku anggota keluarga lainnya yang lebih dewasa.
  • Menyediakan tempat sampah di rumah dan di mobil mereka (jika memiliki).
  • Membiasakan anak untuk membuang sampahnya sendiri ke tempat sampah, bukannya membantu anak membuang sampah mereka.

Memiliki anggota keluarga yang mengabaikan prinsip budaya bersih bisa mencoreng citra keluarga di depan keluarga lain. Ketika satu saja anggota keluarga hidup tidak bersih, maka keluarga lain akan menganggap keseluruhan keluarga tersebut sebagai keluarga yang kotor. Selain itu, satu saja anggota keluarga hidup tidak bersih bisa mendatangkan penyakit bagi anggota keluarga lainnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline