Selain hidup yang senantiasa sehat dan bahagia, syarat untuk memiliki kehidupan lebih baik adalah kondisi keuangan yang sehat dan terencana dengan matang dari masa ke masa. Bagaimana dengan kesadaran masyarakat terhadap hal ini?
Data Badan Pusat Statistik menunjukkan bahwa jumlah penduduk negeri ini hingga akhir tahun 2015 telah menyentuh angka 254,9 juta jiwa, bukan angka yang kecil. Bagaimana dengan jumlah rekening simpanan domestik? Lembaga Penjamin Simpanan mencatat bahwa jumlah rekening perbankan di Indonesia masih di bawah tujuh puluh persen jumlah penduduk, tepatnya 175,5 juta jiwa dengan total nilai simpanan lebih dari Rp4,4 ribu triliun. Instrumen lainnya, bagaimana? Lebih miris lagi, di mana data KSEI menunjukkan bahwa investor saham di Indonesia pada tahun 2015 masih di kisaran 400 ribu pihak, kurang dari satu persen jumlah penduduk. Boleh dibilang, kesadaran masyarakat terkait perencanaan keuangan masih belum optimal.
Berdasarkan pengalaman pribadi, membuat rencana finansial harus disesuaikan dengan profil diri, lingkungan sekitar, pendapatan, kebutuhan, dan impian yang ingin dicapai. Hal ini penting dalam menentukan seberapa besar pendapatan strategi dan instrumen yang dipilih untuk menempatkan dana.
Mengelola pendapatan dan pengeluaran
Sebelum masuk ke strategi investasi, Anda harus mengelola keuangan dasar terlebih dahulu agar pasak tak lebih besar dari tiang. Keuangan yang sehat mengharuskan pengeluaran lebih kecil dibandingkan dengan pendapatan.
Proporsi pos pengeluaran
Pos pengeluaran dari yang terbesar hingga terkecil meliputi : konsumsi, angsuran kredit, dana sosial dan keagamaan, simpanan perbankan, dan investasi.
Mengidentifikasi semua aset dan kewajiban yang Anda miliki saat ini
Mengelola hutang
Ketika Anda memiliki hutang dalam jumlah yang cukup besar, tentunya Anda tidak disarankan untuk membeli aset apa pun melalui kredit agar tidak menambah beban keuangan.
Tidak berlebihan dalam memproteksi diri