Lihat ke Halaman Asli

Menanti Senja Ibu Kota

Diperbarui: 18 Juni 2015   04:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Menanti Senja Ibu Kota Disinilah aku sekarang Mencoba berdiri tegak di tengah hiruk pikuk kota terasing nan bising Kemewahan gedung menjulang tinggi menggiurkan sanubari Menyaksikan objek melalui perantara mata Mata ibarat kaca pembesar Membuat seolah bumi lebih menakjubkan Benarkah Jakarta Kota yang kejam?? Nalar manusia ditinggikan, membunuh nasib Menyelaminya lalu mencurahkan Wajah berevolusi menampakan taringnya Merasakan makian tanpa permisi Separuh keberanian akankah hilang?? Kepedihan yang dipantulkan Wajah-wajah dalam keheningan bercumbu keresahan Tubuh ibarat sebuah wadah Menyimpan jiwa, menjaga dan memeliharanya Rengkuhlah dengan pandangan kasih sayang Walau kerisauan menyelimuti Kebaikan yang mengalir deras mengalahkan semuanya Untuk apa meratapi nasib yang tak bisa dilacak ??? Masih ada harapan bertahan, meraih segelas mimpi Disinilah aku sekarang.. Menjalani kehidupan mencoba tenang Berdamai dengan perasaan Menaburkan cinta dalam kesunyian Menanti senja menanggalkan pakaiannya Menggunakan pakaian yang sebenarnya Memberi kedamaian dalam suasana Malam Disinilah aku sekarang.. Menutup telinga menghindari makian Menanam sebuah impian meraih harapan Jakarta.. Tempatku menghapus semua kerinduan Tempatku menanti senja Juli 2014 ..... ** Ceuceumeo ** @nhaegerhana




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline