Setiap bulan Ramadan. produksi sampah di Kota Bandung selalu meningkat. Menurut PD Kebersihan yang ditulis PRFM, volume sampah di kota Bandung meningkat 10 %. Kondisi ini terjadi akibat meningkatnya kegiatan masyarakat dalam mengolah makanan, baik saat buka maupun sahur.
Tentunya masih ingat lautan sampah yang terjadi di Bandung tahun 2015. Duh, saya sebagai warga Bandung sangat sedih. Bayangkan, Bandung yang terkenal indah, dengan julukan Kota Kembang, berubah jadi lautan sampah. Sudah bau, becyek lagi. Pokoknya tidak ada indah-indahnya. Masih ingat, saat musim hujan, semeliwir angin membawa aroma sampah sepanjang jalan.
Solusi Pemerintah Kota Bandung Atasi Sampah
Situasi ini membuat Walikota Bandung, sejak Desember 2018 membuat program untuk pengolahan sampah. Konon program ini merupakan salah satu program unggulan Pemerintah Kota Bandung. Program tersebut diberi nama KANG PISMAN. Kang Pisman bukan nama orang, akang pisman, tapi program yang merupakan akronim dari Kurangi, Pisahkan dan Manfaatkan.
Program yang menjadi unggulan walikota Bapak Oded M Danial ini telah dilaksanakan melalui berbagai cara. Diantaranya adalah mengurangi pembelanjaan menggunakan kantong plastik, melakukan edukasi di sekolah-sekolah, aneka lomba, hingga membuat wilayah percontohan di 8 kelurahan. Semua program ini tentunya dilakukan supaya musibah Bandung Lautan Sampah tidak terjadi lagi.
Tentang KANG PISMAN
Program Kang Pisman saat ini terus berjalan di Bandung, melalui berbagai cara. Diantaranya adalah kawasan bebas sampah di kelurahan. Ada 8 kelurahan yang menjadi sasaran lokasi Kang Pisman, diantaranya adalah : Sukamiskin, Sukaluyu, Gempolsari, Cihaur Geulis, Kujangsari, Neglasari, Babakan sari dan Kebon Pisang.
Kegiatan yang dilakukan diantaranya adalah sosialisasi kepada masyarakat di Kelurahan tentang program Kang Pisman. Dengan harapan, bahwa akan terjadi perubahan perilaku dalam menggunakan produk dan pengeloaan sampah.
Di toko swalayan di Bandung pun, saat ini diberlakukan kembali kantong plastik berbayar. Selain itu, konsumen juga dianjurkan untuk membawa tas belanja. Sehingga mengurangi jumlah kantong plastik (kresek). Hal ini tentunya tidak mudah. Akan tetapi, kasir selalu menanyakan, apakah kita membawa tas belanja, atau akan menggunakan kardus. Atau untuk pembelanjaan sedikit, ya tidak menggunakan kantong maupun tas.
Saat ini, ada sekitar 3000 orang yang sudah mendapat sosialisasi mengenai Kang Pisman. Bahkan sebanyak 1.300 orang yang masuk menjadi anggota grup wa. Bahkan, sosialisasi tentang Kang Pisman dilakukan melalui media digital, selain web, juga facebook dan instagram. Sehingga banyak masyarakat yang tertarik untuk mengikuti program Kang Pisman.
Kang Pisman di Bulan Ramadan
Di bulan Ramadan, sosialisasi Kang Pisman tidak berhenti, tetapi justru semakin gencar dilakukan. Diantaranya melalui program Senyum Safari Ramadan yang dilaksanakan oleh Forum Kota Bandung Sehat bersama Tim Penggerak PKK. Kegiatan yang dilaksanakan pada tanggal 8 Mei 2019 di Gedung Al Ihsan Darul Hikam Jl Ir. H Juanda Bandung. Pada kegiatan yang dihadiri oleh aparat pemerintah, kader PKK hingga anggota masyarakat ini dapat menjadi media untuk menyebarkan tentang pengelolaan sampah.
Program Kang Pisman mendorong masyarakat untuk mengelola sampah mulai dari diri sendiri dan mulai dari rumah. Sehingga diharapkan warga Kota Bandung dapat menjadikan kebersihan menjadi kebiasaan. Sehingga masyarakat dapat membiasakan diri dalam mengelola sampah dan mengurangi penggunaan kantong plastik.