Lihat ke Halaman Asli

Meta Maftuhah

Konsultan UMKM dan survey sosial ekonomi yang senang menulis blog.

Deteksi Dini Kejahatan Keuangan Bermodus Perbankan

Diperbarui: 9 Mei 2019   00:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pixabay

Baru hari kedua Ramadan, seorang teman sudah curhat di dinding Facebook, tentang penipuan yang hampir saja menimpa. Sang teman, sebut saja Teh Neneng punya usaha agen umroh.  Di bulan Ramadan ini, Teh Neneng menawarkan umroh Ramadan dengan harga yang bersaing. Terbayang kalau ada yang mengaku membayar padahal bodong, bukan untung tapi malah buntung. 

Bada shalat subuh, sebuah pesan masuk ke wa Teh Neneng. 

O : "Teh, saya mau daftar umroh, untuk 3 orang. Saya transfer DP ya 3 orang kali 5 juta, semua 15 juta."

T : " Mangga kang, dikirim saja KTP dan bukti transfernya"

O : "Teh, ternyata saya salah kirim, uangnya kelebihan 10 juta. Bisa ditransfer kembali kelebihannya?"

T : "Saya cek dulu ya."

Teh Neneng segera mengecek rekening melalui internet, dan ternyata pagi itu tidak ada transaksi masuk. Sontak Teh Neneng terkejut, jangan-jangan orang itu mau menipu, tapi....

Penipuan Bermodus Transaksi Perbankan
Berita penipuan transaksi perbankan di kalangan pebisnis online bukan hal baru. Banyak teman yang mengeluh tertipu dengan bukti transfer palsu.   Ada juga yang tertipu dengan pembeli yang minta dikirimi barang dulu, tetapi pembayaran tidak kunjung tiba. Melapor polisi seringkali tidak memberikan hasil, malah beberapa teman langsung saja memposting profil penipu beserta no kontak dan akun sosial media. Sehingga yang bersangkutan masuk pada daftar merah para olshop. Pokoknya kalau ada yang mengaku nama X dengan no rekening 123 dari bank Y, "Hati-Hati" Sudah pakai bold, dikasih warna merah pula. 

Sebagai pebisnis, tentunya siapa yang tidak senang kalau akan mendapatkan order besar, apalagi dibayar di muka. Tapi hari gini apa boleh buat, bukannya suudzon atau berprasangka buruk, tetapi kewaspadaan memang perlu. Kadang kita jadi sulit membedakan konsumen mana yang benar-benar mau berbisnis, dan mana yang sekedar kedok untuk menipu. 

Tips Menghindari Penipuan Transaksi Perbankan
Situs cermati.com pernah membahas modus penipuan berkedok transaksi perbankan. Situs yang membahas edukasi di bidang keuangan ini menawarkan beberapa solusi untuk mengatasi masalah transaksi palsu, baik dalam bentuk transferan nyasar, atau bukti transfer palsu. Tips yang dibagikan diantaranya adalah :

1. Tidak percaya setiap transaksi perbankan yang masuk

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline