Empat tahun silam, diriku jadi saksi mata hari bersejarah saat Mohammad Ahsan dan Hendra Setiawan merengkuh gelar juara dunia bulu tangkis di Istora Senayan. Aku dan ribuan penonton di Istora, juga ratusan juta masyarakat Indonesia merayakan kegembiraan Ahsan dan Hendra menjadi juara dunia di tanah air sendiri. Ini jadi kado manis Hari Kemerdekaan Indonesia yang ke-70.
Mataku berkaca-kaca saat lagu Indonesia Raya berkumandang, dan Bendera Merah Putih berkibar di Istora dalam prosesi upacara pemberian hadiah kepada Ahsan dan Hendra.
Aku terharu, karena setahun sebelumnya pemain bulu tangkis Indonesia tak ada yang menjadi juara dunia. Mungkin butuh puluhan tahun lagi untuk bisa menyaksikan kembali secara langsung pemain badminton Indonesia menjadi juara dunia di tanah air sendiri. Momen penuh kenangan manis itu aku rekam dalam bentuk puisi berjudul "Indonesia Raya Bergema di Istora".
Setahun setelah Ahsan dan Hendra menjadi juara dunia di Istora, kado Hari Kemerdekaan Indonesia diberikan oleh duet Tontowi Ahmad dan Liliyana Natsir. Mereka sukses meraih medali emas bulu tangkis Olimpiade tahun 2016 yang berlangdung di Rio De Janeiro, Brasil.
Tontowi Ahmad dan Liliyana Natsir kembali memberikan kado di bulan Agustus 2017. Mereka menjadi juara dunia ganda campuran yang berlangsung di Emirates Arena, Glasgow, Skotlandia.
Setahun lalu, pemain bulu tangkis Indonesia gagal meraih juara dunia. Namun, prestasi emas ditorehkan oleh atlet-atlet Indonesia dalam ajang Asian Games yang berlangsung di Jakarta.
31 medali emas, 24 medali perak, 43 medali perunggu dipersembahkan oleh atlet Indonesia di Asian Games 2018. Atlet badminton Indonesia merebut dua medali emas lewat tunggal putra Jonatan Christie, dan ganda putra Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo.
Rentetetan prestasi emas pemain bulu tangkis Indonesia di bulan Kemerdekaan Indonesia berlanjut kembali pada tahun ini. Mohammad Ahsan dan Hendra Setiawan berhasil merebut kembali gelar juara dunia ganda putra.
Bukan perkara mudah bagi atlet berusia di atas 30 tahun seperti Ahsan dan Hendra untuk bisa tetap bersaing di level elit dunia. Faktor pemulihan stamina setelah banyak bertanding, pasti berpengaruh besar bagi atlet gaek untuk bisa berprestasi bagus.
Namun, 'The Daddies' Ahsan-Hendra bukan pebulutangkis biasa. Mereka punya mental juara yang luar biasa.
Lima pertandingan sukses dijalani Ahsan dan Hendra dengan hasil menang untuk memenangkan titel juara dunia 2019 di St. Jakobshalle, Basel, Swiss.