Prestasi mengesankan dibuat oleh gadis manis Indonesia dalam Kejuaraan Balap Sepeda Asia (Asian Cycling Championships) yang berlangsung di Bahrain. Prestasinya 'bersinar terang' menawan seperti namanya Liontin Evangelina Setiawan.
Liontin Evangelina yang saat ini berusia 17 tahun berhasil merebut medali perunggu yang dari nomor Individual Road Race junior putri. Liontin meraih perunggu setelah dalam lomba Individual Road Race membuat catatan waktu 19 menit 50 detik. Liontin tertinggal 21 detik dari pembalap asal China, Qiao Kang, yang menjadi juara. Marina Kurnossova asal Kazakhstan yang meraih perak membuat catatan waktu 19 menit 49 detik.
Liontin Evangelina nyaris pula meraih medali dalam nomor Women Junior Road Race. Pada nomor Road Race ini Liontin menempati peringkat kelima dengan catatan waktu 1 jam 53 menit. Raihan waktu yang dibuat pebalap sepeda asal Yogyakarta tersebut sebenarnya sama dengan Yue Chang, Misuzu Shimoyama dan Chaniporn Batriya, yang finis di urutan pertama hingga ketiga. Namun sayangnya Liontin kalah cepat dalam sprint sebelum menyentuh garis finis.
Prestasi istimewa yang dibuat Liontin Evangelina Setiawan memang sudah sesuai dengan target yang diterapkan oleh Pengurus Besar Ikatan Sepeda Sport Seluruh Indonesia (PB ISSI). Saat latihan Liontin mampu mencapai speed 42 yang melebihi speed 41 yang dibuat juara junior Asia 2016.
Bagaimana Liontin Evangelina berkecimpung dalam olahraga balap sepeda mempunyai cerita menarik. Ketika masih berusia 12 tahun, Liontin Evangelina terkena obesitas sehingga sering dibully oleh teman-temannya. Kondisi ini tidak membuat Liontin stres, dirinya malah termotivasi untuk memiliki berat badan yang ideal dengan bersepeda.
Setelah beberapa lama rutin bersepeda, Liontin nekad mengikuti lomba di Wonosari, Yogya. Hasil yang didapatkannya adalah menjadi peringkat terakhir yang menyentuh finis. Jadi peringkat terakhir dalam lomba tidak membuat Liontin patah semangat, malah memacunya bertekad untuk menjadi nomor satu dalam ajang lomba balap sepeda.
Prestasi demi prestasi juara akhirnya berhasil direngkuh oleh Liontin sejak tahun 2014. Melihat bakat besar yang dimiliki gadis manis ini, tim lokal Selangor Malaysia mengontrak Liontin sebagai pebalap dalam lomba Jelajah Wanita Malaysia 2016. Pada tahun 2016 lalu, Liontin berhasil pula mempersembahkan dua medali perunggu buat provinsi Yogyakarta dalam gelaran Pekan Olahraga Nasional (PON).
Sementara dalam nomor lainnya di Asian Cycling Championships 2017, Indonesia gagal menambah medali. Sementara dalam nomor lainnya di Asian Cycling Championships 2017, Indonesia gagal menambah medali. Pebalap Magfirotika Marenda yang turun dalam nomor Women U-23 Individual Road Race hanya berhasil menempati urutan ke-4 saat finis. Sedangkan Ayustina Delia Priyatna berada di urutan ke-11.
Pebalap Jamalidin Nouradianto yang turun di kelas Men Elite Individual Road Race hanya finis di urutan ke-32. Sedangkan pebalap sepeda putra Indonesia lainnya, Elan Riyadi, gagal menyelesaikan lomba.
Muhammad Fadli yang turun pada ajang Asian Paracycling Championship 2017 di Bahrain, finis di urutan ke-4 dalam nomor klasifikasi MC 4 jarak 12,8 km. M.Fadli membuat catatan waktu 23 menit 34,78 detik. Muhammad Fadli merupakan atlet Indonesia pertama yang turun di ajang Asian Paracycling Championship. Fadli sebelumnya merupakan pembalap motor, namun karirnya terpaksa berhenti setelah mengalami kecelakaan di Sirkuit Sentul sesaat setelah melewati garis finis pada balapan SuperSport 600 cc Asia Road Racing Championship (ARRC) bulan Juni 2015 silam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H