Lihat ke Halaman Asli

Bebaskan Hanura dari Gunjingan Yuddy

Diperbarui: 23 Juni 2015   22:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Seperti kisah artis yang tak lagi diminati, Yuddy Chrisnandi melakukan apa pun agar namanya kembali diperhatikan. Ia pun rajin bergunjing di media tentang kekalahan Hanura, dan berhasil. Sayang, kemunculannya tak membawa kebaikan, baik bagi dirinya sendiri, lebih-lebih untuk Hanura.

Cibiran Yuddy terhadap Hary Tanoe mendapat reaksi beragam, meski secara umum negatif. Omongan Yuddi tidak logis, demikian kata sebagian orang. Sebagian yang lain menganggap Yuddy sebagai orang yang frustasi dan berakal pendek.

Yuddy menyalahkan ketua Bapilu karena gagal mengangkat suara Hanura. Tapi omongan ini tidak berdasar. Suara Hanura hari ini lebih besar  dibandingkan perolehan Pemilu sebelumnya.

Lagi pula, tak pantas mantan ketua Bapilu yang gagal menyalahkan ketua Bapilu yang sedikit berhasil. Jelasnya, Yuddy sempat memimpin Bappilu Hanura sampai awal 2013. Pada masa dia memimpin,  elektabilitas Hanura tidak sampai 1 persen bahkan terancam tidak lolos parliamentary threshold (PT).

Jadi, pendapat bahwa Yuddy frustasi sangat masuk akal. Pasalnya, sebelum dia memberi pernyataan bahwa HT bertanggung-jawab atas kecilnya perolehan suara Hanura, ia sudah tahu bahwa ia gagal melenggang ke Senayan.

Ia frustasi tapi tak tahu cara mengatasinya. Ini tanda orang yang berakal pendek. Daripada introsfeksi, ia menyalahkan orang lain atas kegagalan yang diakibatkannya sendiri. Benar yang diungkapkan Saiful Haq, "Yuddy hanyalah politisi dengan kisah kegagalan.” Saiful juga benar ketika menyatakan “Yuddy telah merugikan citra partai dan membuat keresahan kader-kader Hanura di seluruh Indonesia.”

Pengamat politik Burhanuddin Muhtadi juga ikut mengomentari manuver Yuddy. Lewat akun Twitternya, ia menyarankan Yuddy lebih baik move on saja, bukan mencari kambing hitam. Sindiran Burhan lumayan menyengat. Tapi soalnya, kalau mengontrol emosinya saja tidak bisa, gimana bisa move on.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline