Lihat ke Halaman Asli

Tetap Optimis dengan KPK Menjelang Pemilu 2014

Diperbarui: 24 Juni 2015   06:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1381487691894754456

Satu Kalender Lagi (2014), Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden digelar. Pemilu ke empat sesudah rezim Soeharto tumbang. Sebuah medan kompetisi antar partai politik. Lengkap dengan segala pernak-pernik konflik kepentingan dan pertarungan kekuasaan. Sesekali berlangsung keras bahkan berdarah. Dilain waktu, mengayun gemulai dalam negosiasi dan kompromi tertutup. Seluruh rasa  dan pergulatan ideologi, nalar, hingga ketingkat paling pragmatis membaur jadi satu: Menang atau Kalah. Sayang, masyarakat mulai lelah. Malah cenderung apatis dan sinis atas segala fakta-fakta politik.

Mengapa demikian?? Karena akar dari apatisme rakyat atas partai, politisi, dan proses politik formal, bersumber dari realitas yang dipertontonkan oleh mayoritas elit politik secara nasional, salah satunya adalah euforia kasus korupsi (suap-menyuap) yang menimpa ketua mahkamah konstitusi akil mochtar.

Dengan momentum tertangkap tangannya Akil ini sebenarnya menjadi titik terang dalam pemberantasan korupsi dinegeri ini, momentum ini bisa menjadi gergaji untuk memotong akar dari apatisme rakyat terhadap pemberantasan korupsi, dan disamping kejadian ini pula bisa juga dimanfaatkan untuk membersihkan total MK, Inilah pekerjaan besar kita bersama untuk membangun negeri ini dan dukung kpk dalam penanganan kasus-kasus besar yang lain.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline