Lihat ke Halaman Asli

Cerdas Berpolitik

Pendidikan Politik

Daftar Panjang Kinerja Buruk Eri Cahyadi

Diperbarui: 24 November 2020   22:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Eri Cahyadi saat menjelaskan sesuatu kepada wartawan | foto: kompas.com

Langkah demi langkah kita telah melihat dan menilai bagaimana sebuah persaingan yang cukup ketat dari masing-masing calon kandidat walikota Surabaya untuk memenangkan pilkada ini, melihat dari kenerja mesin kampeye masing-masing paslon sampai pada penyampaian visi-misi dan program kedepannya, maka dari situs kita dapat melihat siapa yang benar-benar berpotensi dan punya kualitas untuk membawa beruban baik untuk Surabaya.

Melihat dari pasangan Eri cahyadi-Armudji yang harus kita ketahui telah diusung dari partai PDIP. Salah satunya eri yang telah terdengar bukan kader asli dari PDIP, hanya seorang birokrat, surat rekomendasi yang dikeluarkan sangat kontroversi di kalangan internal partai dan masyarakat setelah muncul nama Eri Cahyadi sebagai calon walikota Surabaya yang diusung oleh PDIP, mengapa tidak kader asli dari PDIP seperti Whisnu yang sudah lama berkontribusi dan menjadi wakil walikota selama dua periode?

Kita bisa lihat performa eri ketika menjadi seorang birokrat di surabaya, dimana eri dinilai kurang profisional dan tak ada prestasi yang baik. Pada saat ia menjabat sebagai Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman, Cipta Karya dan Tata Ruang. Ia harus bertanggung jawab atas penggusuran rumah radio bung tomo, padahal itu adalah sebuah peninggalan pahlawan yang seharusnya kita kenang sepanjang masa, tetapi ini digunakan untuk lahan investor asing.

Surabaya yang dinobatkan sebagai kota Pahlawan seharusnya menjaga betul situs-situs kesejarahan, baik yang berhubungan langsung dengan peristiwa 10 November atau situs sejarah yang lainnya.

Situs Sejarah dan gedung secara fisik terlihat benda mati itu, tetap harus dijaga dan dirawat keberadaannya, agar informasi sejarah yang dapat membentuk mental kepahlawanan generasi selanjutnya.

Apalagi situs Bung Tomo itu bagian situs inti Surabaya sebagai kota pahlawan, sebab peristiwa dan keberanian pejuang Surabaya, karena ada Suara Bung Tomo yang disiarkan melalui Radio itu.

Menghilang situs Bung Tomo sama saja menghilangkan ruh kota Surabaya sebagai kota pahlawan. Banyaknya catatan ini harus menjadi pertimbangan, agar tidak terkecoh dengan slogan "Meneruskan Kebaikan"




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline