Lihat ke Halaman Asli

Mempertanyakan Aksi Ricuh Mahasiswa

Diperbarui: 21 Oktober 2017   12:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ratusan mahasiswa dari berbagai Universitas di Indonesia melakukan unjuk rasa di depan Istana Merdeka, di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Jumat (20/10).

Hingga menjelang tengah malam, para mahasiswa dengan berbagai atribut dan almamater bergantian menyampaikan aspirasi dan mengkritisi sejumlah masalah pada kepemimpinan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang hari ini telah berjalan selama tiga tahun.

Namun, karena sudah tengah malam, akhirnya polisi membubarkan aksi mereka. Sesuai dengan peraturan terkait penyampaian pendapat di muka umum, sebenarnya demonstrasi hanya dibolehkan sampai pukul 18.00.

Terlihat sempat terjadi kericuhan saat arus lalu lintas menuju Istana dibuka polisi. Mahasiswa yang bertahan berusaha menghalang-halangi kendaraan bermotor agar tidak dapat melintasi mereka.

Namun ratusan polisi yang berjaga, dengan tameng dan pentungan, langsung sigap membubarkan massa. Sejumlah demonstran akhirnya mundur ke tepi-tepi jalan.

Beberapa pengunjuk rasa yang diduga memprovokasi para mahasiswa agar tetap bertahan akhirnya diamankan Kepolisian.

Apa yang dilakukan oleh mahasiswa dalam berunjuk rasa di atas sebenarnya tidak layak disebut aksi menyampaikan pendapat yang intelek. Hal itu karena mereka tidak mengikuti aturan yang berlaku.

Selain itu juga mengganggu ketertiban masyarakat karena membuat ruas jalan macet dan tak dapat dilalui. Harusnya bila mereka intelek, berunjuk rasa itu dilakukan dengan tidak mengganggu kepentingan masyarakat lainnya.

Apa yang dituntut oleh para mahasiswa pun sebenarnya tidak kelihatan urgensinya saat ini. Bahkan, banyak dari mereka yang tak tahu apa yang sebenarnya dituntut. Masyarakat juga tak paham apa keuntungan dari aksi mereka.

Dengan kondisi tersebut, aksi demonstrasi mahasiswa sangat rentan untuk ditunggangi kepentingan politik tertentu, terutama oleh mereka yang tak suka dengan pemerintahan saat ini. Apalagi bila aksi demonstrasi tersebut sampai terjadi kericuhan. Itu bisa menjadi bahan provokasi massa agar situasi nasional menjadi tak kondusif.

Sebenarnya masih banyak kontribusi lain dari mahasiswa untuk negeri ini, selain dengan demonstrasi yang merugikan banyak pihak tersebut. Misalnya dengan serius mendalami bidang kajiannya agar berguna untuk kemaslahatan masyarakat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline