Lihat ke Halaman Asli

Isu PKI Saat Ini adalah Komoditas Jelang Tahun Politik

Diperbarui: 23 September 2017   16:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: www.suratkabar.id

Munculnya isu PKI belakangan ini menuai banyak pro dan kontra. Perang informasi terus terjadi di media sosial kita hari-hari ini.

Bila kita amati, saat ini terdapat kelompok yang percaya PKI bangkit. Kemudian ada juga pihak-pihak yang tak melihat PKI bangkit,  melainkan hanya di jadikan komoditas politik saja.

Dalam fakta saat ini, PKI memang hanya hantu. Ia tak pernah ada. Tapi ketakutannya terus dibangkitkan dan isunya digunakan untuk menyerang lawan politik.

Pendapat yang senada dengan itu diungkapkan oleh Ketua Umum Pengurus Besar Nahdhatul Ulama, KH. Said Aqil Siroj. Menurutnya isu PKI yang muncul jelang tahun politik seperti ini digunakan sebagai  kambing hitam untuk menyudutkan pemerintah.

Isu seperti itu menurut Kiai Said harusnya tidak mempan bagi bangsa yang sudah dewasa. Hal itu karena PKI secara fakta sudah tak ada lagi.

Terkait dengan pemutaran film G30S/PKI, Kiai Said berharap agar tidak terlalu dijadikan polemik.  Seharusnya lebih baik mencari hikmah atas kejadian itu.

Masa lalu adalah masa depan. Sehingga apa yang terjadi dulu harusnya dapat dijadikan pembelajaran agar tidak terulang di kemudian hari.

Selain dari PBNU komentar terkait isu PKI akhir-akhir ini juga datang dari Direktur Eksekutif Maarif Institute, Muhammad Abdullah Darraz. Menurutnya, isu PKI saat ini jelas merupakan  komoditas politik dalam rangka mempertahankan keberadaan kelompok radikal keagaamaan yang selama ini sering melakukan kampanye dan gerakan anti-komunis.

Menjelang tahun politik saat ini, menurut Darraz, masyarakat harus waspada. Hal tersebut karena semua isu bisa menjadi komoditas politik yang digunakan untuk membangun opini publik dengan memanfaatkan pengaruh media.

Darraz memandang bahwa sebaiknya masyarakat saat ini refleksi diri. Tidak perlu gontok-gontokan. Kita sekarang sedang butuh persatuan dengan sikap keterbukaan satu sama lain.

Kita sebaiknya belajar dari sejarah. Perpecahan anak bangsa karena sebuah informasi yang salah dan menyesatkan bisa merugikan bangsa dan negara secara keseluruhan. Jangan sampai kita menjadi seperti itu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline