Lihat ke Halaman Asli

Jakarta Banjir? Ahhh Biasaaa

Diperbarui: 17 Juni 2015   11:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jakarta Banjir?? Ahhh biasa .....

Beberapa hari ini mayoritas media berita, baik cetak maupun elektronik dipenuhi dengan

berita tentang “Banjir Jakarta”. Yaa, banjir !! Musibah yang sangat akrab dengan warga Jakarta ini

selalu memnjadi kontroversi.

Ada pihak yang sibuk menyalahkan dan pastinya ada juga yang sibuk membela diri.

Para pengamat dadakan mulai mengeluarkan dalil - dalil nya berikut dengan solusi jitu yang

terkesan mudah dan gampang. Masyarakat pun tidak sedikit yang mulai mencaci maki,

menyalahkan dan menghujat.

Tidak mau ketinggalan, pada awalnya Ahok pun sang pemimpin Jakarta meradang dan menyalahkan

PLN yang mematikan aliran listrik sehingga pompa air tidak dapat berkerja maximal.

Selang beberapa jam PLN pun angkat bicara, bahwa PLN telah melakukan pemadaman listrik

sesuai prosedur dan apa yang di katakan Ahok salah besar.

Yaaaah, rakyat cukup menonton saja sembari berpikir sih terus ini salah siapa ??

Tapi disini gw mau ambil sisi lain, rakyat tidak akan semurka sekarang jikalau kemarin kemarin

para pemimpin Jakarta tidak Songong dan Sombong dalam mengumbar janji.

Dengan manis mereka berujar bahwa “Banjir Jakarta” adalah masalah kecil dan dapat

diselesaikan dengan waktu singkat. Rakyat percaya dan terhipnotis.

Hujan turun, kenyataan tidak sesuai harapan tidak sesuai dengan janji.

Kalau kita berkutat dengan argumen diatas tidak akan menyelesaikan masalah.

Banjir membutuhkan kerja dari banyak pihak.

Pemerintah yang konsisten dalam pembanungan sodetan aliran air, perluasan ruang terbuka hijau,

pembersihan gorong gorong, penertiban bangunan liar, dll.

Dan masyarakat pun harus berperan serta dalam tata cara pembuangan sampah

serta kesadaran untuk tidak mendirikan bangunan liar diatas trotoar atau got.

Sudahlah kita pasti cape kalau terus terus saling menyalahkan,

menjadi seorang juri gampang koq kita hanya tinggal mendari kekurangan,

kesalahan kemudian mengkritik. Yang sulit itu menjadi seorang aktor yang akan berkontribusi.

Dan yang paling penting, pelajaran yang paling berharga terutama untuk AHOK selaku Gubernur,

pliiis kurangi lebay dan songong cenderung takabur nya. Optimis harus tapi bukan berarti arogan

seakan semua hal mudah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline