Lihat ke Halaman Asli

Jangan Ragu Naikan Harga BBM

Diperbarui: 25 Juni 2015   05:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aksi pemerintah menaikan harga BBM pada 1 April 2012 memicu aksi demo mahasiswa di seluruh Indonesia termasuk Kota Palembang, Sumsel. Berakibat pemerintah menjadi ragu-ragu lalu menunda kenaikan hingga enam bulan ke depan.

Pimpinan PT Berkah Utama Development, Ahmad Faisal ST menyayangkan penundaan kenaikan harga BBM. Menunjukan sikap pemerintah yang maju mundur. Berakibat para pengusaha juga ragu-ragu dalam menjalankan usahanya lalu menunggu kepastian kenaikan harga dari pemerintah. Entah kapan?

“Lebih cepat lebih baik,” tandas Ahmad Faisal mengutip pernyataan yang biasa digunakan mantan Wapres, Jusuf Kalla. Namun dengan adanya penundaan maka para pengusaha juga menunda keputusan bisnis buat mengantisipasi berbagai dampak negatif dari penundaan yang terjadi.

Dari aspek pengusaha, kenaikan BBM kali ini sebenarnya bisa dijadikan momentum. Berupa upaya mencari energi alternatif untuk menggantikan peran minyak yang semakin lama semakin menipis ketersediaannya di Indonesia. Bahkan belakangan Indonesia harus mengimpor BBM dari luar demi mencukupi pemakaian dalam negeri.

“Sudah saatnya kita beralih ke energi lain seperti gas,” katanya lagi seraya meneruskan,  “Indonesia memiliki cadangan gas alam yang besar dan itu belum semuanya dikelola di bumi garuda ini. Dengan melimpahnya gas alam di Indonesia ke depannya kita tidak akan dipusingkan lagi dengan pergolakan minyak dunia. Karena kita tidak tergantung pada minyak tapi pada gas yang kita sendiri memilikinya.”

Upaya ke arah itu sudah terlaksana di Kota Palembang. Terbukti dari sebagian angkot sudah menggunakan gas sebagai pengganti bensin dalam operasinya. Pun pemerintah sudah membangun beberapa SPBG. “Ini bisa menjadi langkah awal, asal kita bersungguh-sungguh melakukannya baik dari pemerintah sebagai pembuat kebijakan maupun dari para pengusaha sebagai pelaku pasar,” ujarnya.

Dilanjutkan lagi, sebenarnya dampak terbesar yang langsung dirasakan oleh kebijakan pemerintah dalam menaikan harga minyak adalah para masyarakat level bawah seperti para buruh, tukang becak, ojek, sopir bus dan angkot. Karena dengan penghasilan yang tidak tetap dan kurang memadai membuat daya beli mereka menjadi rendah. Ditambah lagi harga-harga bahan pokok yang semakin meninggi.

Di samping itu, kenaikan BBM juga akan berdampak pada pengusaha. Karena saat terjadi kenaikan harga minyak otomatis akan terjadi kenaikan pada produk-produk yang dihasilkan. Kenaikan harga inilah yang membuat permintaan  akan menurun. Supply dan demand tidak lagi ballance dikarenakan distribusi terhambat. Juga terjadi penumpukan barang-barang di gudang. Bahkan beberapa perusahaan atau pun distributor belum mau melakukan kontak kerja sama bisnis dengan pihak manapun hingga mendapat kepastian kenaikan harga BBM.(sutan al)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline