Lihat ke Halaman Asli

Winni Soewarno

Orang biasa yang sedang belajar menulis

ATM Kakek Hamid

Diperbarui: 7 Desember 2022   07:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://clipartix.com/

Kakek Hamid yang sudah tua, terpaksa diberi kartu ATM oleh anaknya. Pasalnya si Kakek sering sekali lupa dimana dia menyimpan uangnya, bila diberi uang tunai. Satu rumah jadi ikut sibuk membantu mencarinya. Supaya tak lupa lagi, Hamdi si anak sulung memberikan kartu ATM untuk ayahnya.

"ATM itu mesin pintar, Yah. Anjungan Tunai Mandiri. Dia akan mengeluarkan uang sebanyak yang ayah ketik di layarnya," jelas Hamdi pada ayahnya, "Tak perlu antri di Teller lagi".

Ayahnya mengangguk-angguk meski masih membayangkan mesin pintar itu seperti apa bentuknya.  Dunia memang sudah lebih canggih, pikirnya. Hanya disuruh kartu saja, mesin menurut. Mau memberikan uangnya.

Hamdi menulis PIN-nya dikertas yang hanya kakek dan Andu keponakannya yang tahu. Andu dipilih karena dialah yang sering mengantarkan kakek kemana-mana. Tentu saja setelah pulang sekolah. "Ini kode rahasianya, ya. Jangan diberitahu ke orang lain." Diajarinya Andu cara menggunakan kartu itu. 

"Kalau ada kesulitan, bisa tanya kepada satpam yang ada di depan ATM," jelasnya. Kakek dan Andu menggangguk. Meski belum pernah, tapi nampaknya tak sulit

Suatu hari kakek Hamid kehabisan uang. Dia berniat akan mengambil uang di ATM. Sepulang Andu dari sekolah  nanti, dia minta diantar ke bank yang mempunyai mesin ATM dekat tempat parkirnya.

Andu-pun siap. PIN diingatnya, tak lupa mengingatkan kakek untuk tak lupa membawa kartu ATM-nya. Sepuluh menit perjalanan dengan motor, sampailah mereka di depan bank besar yang mengeluarkan  kartu ATM itu.

Sampai didepan ruangan tempat ATM, kakek terkagum-kagum. Mesin pintar ini diletakkan diruangan tersendiri. Mirip kulkas yang dibelikan Hamdi bentuknya. Kotak besar ada dibawah layar mirip layar televisi itu, pasti isinya uang banyak. Pantas dia mau bagi-bagi uang meski diminta hanya dengan kartu. Kakek memperhatikan betul ruangan itu sebelum mengambil uang. Pendingin udaranya berfungsi baik dan ruangannya terang. Meski sepi, tapi sangat aman untuk menyimpan uang banyak didalam kotak di bawah itu.

Segera dihampirinya mesin ATM dan dikeluarkannya kartunya. Melihat lampu kecil berwarna merah yang berkedip-kedip, kakek jadi berfikir. Bagaimana kalau mesinnya tidak tahu kalau dia, Hamid, yang minta uang? pikirnya. Waktu di dalam bank dulu, mbak-mbak muda yang cantik petugas bank menanyakan kartu identitasnya. Kalau mesin bertanya bagaimana menjawabnya nanti? Kakek mulai bimbang.

"Bagaimana ini, Ndu?," tanyanya kepada sang cucu. Andu maju kedekat mesin."Kartunya masuk kesini, Kek. Jawabnya kemudian. Kakek hampir memasukkan kartunya, tapi menariknya kembali.

"Bagaimana kalau mesinnya tak kenal aku. Nanti uangnya tak keluar," ujar kakek.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline