Lihat ke Halaman Asli

Indah Wulandari

Psikolog Klinis Dewasa

Memahami Emosi di Balik Perilaku Prokrastinasi (Menunda Pekerjaan)

Diperbarui: 24 September 2024   09:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: pinterest.com/marionbennie9/

Banyak dari kita yang memilih untuk menunda melakukan pekerjaan dibandingkan untuk segera mengerjakannya. Rasanya untuk memulai mengerjakannya saja sudah terasa berat. Semangat dari dalam diri juga redup. Menunda suatu pekerjaan terkadang boleh kita lakukan, namun jika kita melakukannya terlalu sering, bisa jadi kita sedang melakukan Prokrastinasi.

Jika kita bersedia melihat lebih medalam secara psikologis, perilaku menunda pekerjaan ini sebenarnya bukan semata-mata karena pekerjaannya. Namun karena adanya perasaan tidak nyaman yang muncul ketika mengerjakan pekerjaan tersebut. Perasaan tak nyaman itu seperti perasaan takut, lelah, capai, rasa malu, khawatir jika hasil pekerjaan tidak sesuai dengan yang diharapkan, dan perasaan-perasaan negatif  lainnya.

Perasaan-perasaan tak nyaman itulah yang sebenarnya kita hindari. Kita cenderung tidak mau merasakannya. Jadi, cara sementara yang menurut kita bisa “menyelamatkan” adalah dengan menghindarinya yaitu dengan melakukan Prokrastinasi.

Tapi mau sampai kapan melakukan kebiasaan menunda-nunda ini? Yakinkah bahwa Prokratinasi dapat membantu kita untuk meraih kesuksesan?

Ternyata kebiasaan prokrastinasi tidak hanya menjadi penghalang bagi seseorang yang ingin meraih sukses dalam hidupnya. Namun juga bisa berdampak buruk terhadap kesehatan mental. Kebiasaan menunda ini membuat seseorang menjadi lebih mudah stres, karena pekerjaannya tak kunjung dikerjakan, tetapi hanya sibuk memikirkan pekerjaan-pekerjaannya tersebut.

Dampak lainnya adalah mulai muncul masalah-masalah lain dalam hidup yang tidak terselesaikan akibat penundaan yang dilakukan. Masalah-masalah itu berdampak pada perubahan suasana hati, meningkatnya kecemasan, depresi, dan harga diri yang rendah. Selain itu, orang yang sering menunda-nunda pekerjaan rentan memiliki kinerja yang buruk, nilai yang lebih rendah, promosi jabatan yang lebih lambat, dan kesehatan yang lebih buruk.

Lalu, apa yang bisa kita lakukan untuk mengubah kebiasaan prokrastinasi?

Apabila ingin hidup lebih sehat, bahagia, dan bisa meraih apa yang kita cita-citakan, kita perlu memiliki niat yang besar untuk mulai meninggalkan kebiasaan ini. Berikut beberapa cara untuk membantu kita melakukannya :

1. Identifikasi ke dalam diri kita sendiri, apa yang membuat kita memilih menunda pekerjaan? 

Langkah awal ini adalah langkah kita bertanya kepada diri sendiri secara jujur. Mengapa kita mempertahankan kebiasaan ini? Apakah karena dengan melakukannya kita merasa lebih baik, atau ada perasaan negatif yang secara tidak sadar selama ini kita hindari? Atau memang pekerjaan kita membosankan, atau hal lainnya? Menemukan alasan dibaliknya membantu kita mengenali diri kita sendiri, hal ini membantu diri mencari jalan keluar untuk mengatasinya. Sehingga perubahan bisa terjadi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline