Beberapa waktu terakhir ini jagad media cetak maupun elektronik sedang dihebohkan dengan lelang keperawanan di situs nikahsirri.com. Banyak orang yang mengecam keberadaan situs tersebut sehingga kini situs itu tak bisa lagi di akses dan pemiliknya telah dipolisikan. Banyak berita beredar bahwa Aris, si pemilik situs kontroversial tersebut mengalami gangguan jiwa pasca gagal mencalonkan diri sebagai kepala daerah. Entah benar atau tidak, aku tidak tahu. Tapi karena aku kepo dan ingin tahu apakah berita tersebut benar, maka langsunglah aku mencari berita-berita terkait di mbah google.
Aku menemukan salah satu situs portal berita online yang memberikan tautan ke situs Aris yang lain, yaitu partaiponsel.com . Tak menunggu waktu lama, aku menyegerakan untuk singgah di web yang mungkin kini trafic pengunjungnya sudah mencapai ratusan ribu per hari.
Baru membaca tulisan yang ada di home pagenya saja aku sudah mulai merasa aneh. Aku memang bukan ahli tata bahasa, tapi sebagai orang awam aku merasa banyak keanehan dari tulisan tersebut dilihat dari tata bahasa dan struktur katanya. Dan terlihat sangat jelas disitu ada obsesi berkuasa yang agak tidak masuk akal.
Dalam website tersebut ternyata aku juga menemukan apa maksud dan tujuan Aris membuat situs nikahsirri. Menurutnya, nikahsirri merupakan salah satu program kerakyatan yang berada di Partai Ponsel miliknya.
"Nikahsirri.com adalah pengejawantahan "konsep baru yang brutally honest" bahwa kelamin juga merupakan aset yang bisa dijadikan sebagai alat reproduksi untuk pemasukan dana bagi keluarga, yang sama halalnya dengan alat-alat produksi selama ini dikenal, seperti otak (bagi pekerja kerah putih) dan otot (bagi pekerja kerah biru)." Dikutip dari situs partai ponsel.
Setelah aku membaca kalimat tersebut pikiranku langsung melayang ke lokalisasi yang sering aku kunjungi. Para pelacur di lokalisasi juga menggunakan alat kelamin mereka sebagai alat untuk menghasilkan uang untuk menghidupi keluarga mereka. Begitu pula dengan dalih menghalalkan perzinahan dengan nikah sirri juga sempat aku temukan di lokalisasi. Terdapat beberapa oknum kyai atau ustad yang menggunakan berbagai macam cara untuk menghalalkan proses transaksi seks yang mereka lakukan, yaitu dengan melakukan ijab sebelum berhubungan seks.
Kembali lagi ke soal Aris dengan nikahsirri-nya, walau kontroversial toh tetap saja banyak orang yang tertarik dan rela membayar token sebagai maharnya dan juga banyak mitra yang tertarik untuk bisa bekerja sama.
Pertanyaanya sekarang, apakah iya pola pikir kebanyakan orang masih menganggap wanita dari status keperawanannya saja dimana gadis perawan lebih mahal harganya dibandingkan yang sudah tidak lagi perawan? Lalu apa gunanya bagian lain seperti kemampuan otak, attitude, bakat dan segala potensi yang terkandung di tubuh seorang wanita kalau begitu?
Kalau begitu, beli saja boneka seks yang selalu perawan dan selaput vaginanya tidak akan pernah sobek walau sudah dihujam berkali-kali.
copas dari sini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H