Lihat ke Halaman Asli

Sama Sarjana Perjuangan Beda

Diperbarui: 25 Juni 2015   02:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

semua oranng yang sedang kuliah pasti punya tujuan yang sama yaitu menjadi seorang sarjana . banyak cara yang mereka tempuh untuk menjadi seorang sarjana tapi seorang mahasiswa menurut saya itu dalam menempuh sarjana itu bukan hanya di titik beratkan 3 hal, 3 hal yaitu nilai ,tidur cukup(istirahat),sosialisasi maksud dari 3 titik ini adalah pertama kalo kita jadi mahasiswa yang nilainya bagus dan tidur cukup(istirahat) makah kita akan kurang dalam sosialisasi atau pergaulan.

Pilihan yang kedua nilai bagus dan pergaulan luas maka kurang tidur (istirahat) dan yang pilihan ketiga pergaulan luas nilai kurang tidur(istirahat pun  kurang) sebenarnya kalo ingin melihat aspek lainya masih banyak hal yang mempengaruhi seorang untuk mencapai perjuangkan saya akan menagambil dari dua masalah yang paling banyak di temukan yaitu ekonomi saya akan membahas cerita tentang dua mahasiswa beda staus ekonomi .

Namanya Ari dia seorang mahasiswa kehidupan keluarga Ari bisa di bilang melebihi dari cukup dia setiap hari berangkat kuliah mengendarai mobil yang di berikan orang tuanya Ari sangat di manja semua fasilitas yang dia perlukan selalu di penuhi orang tuanya walau punya fasilitas yang mencukupi tapi Ari tidak memanfaatkan dengan baik dia lebih banyak main bersama teman kampusnya sehingga Ari pun banyak mengulang Pelajaran di setiap semesternya sehingga dia butuh waktu yang sedikit lama untuk menyelesaikan sarjananya di lain pihak ada seorang mahasiwa bernama Iki yang berasal dari keluarga kurang mampu untuk kuliah pun dia bekerja paruh watu sebagai pelayan di sebuah restoran walau setelah kerja  saat kuliah Iki selalu fokus dia berusaha menahan rasa cape untuk dapat memanfaatkan waktu belajar kuliah dan Iki tak pernah mengisi waktu luangnya untuk bermalas-malsan dia gunakan waktunya untuk bekerja dan belajar Iki walau bukan keluarga tidak mampu dia tidak mindar dari teman-temanya ,teman-teaman iki banyak di kampus mau pun di tempat bekerja mereka bangga kepada Iki yang terus semangat mengejar gelar sarjananya .Akhirnya Iki dapat menyelesaikan skripsi dan mendapatkan gelar sarjana tepat pada waktunya.

Dari cerita diatas kita dapat menyimpulkan orang yang berkecukupan tapi tidak menghargai apa yang dia punya dia akan terbengkalai untuk dapatkan gelar sarjananya sedangkan orang yang kurang mampu bisa lebih cepat mendapatkan gelar sarjananya karena keinginan nya merubah hidupnya lebih baik dan menghargai biaya yang ia keluarkan untuk kuliah .Jadi bila kita mau jadi Mahasiswa yang baik tidak bisa dilihat dari materi,fasilitas,kuliah elite tapi semua bisa dicapi dengan semangat,kegigihan dan ketekunan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline