Lihat ke Halaman Asli

Saya Tunjukkan Caranya, Bukan Jawabannya

Diperbarui: 26 Februari 2017   20:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi kepemimpinan (sumber: pixabay.com)

Kali ini saya berlagak membuat tulisan tentang kepemimpinan. Cerita ini sebenarnya kejadian yang sudah cukup lama. Sekitar 3-4 tahun yang lalu kalau tidak salah. Tapi masih saya ingat sampai sekarang karena kejadiannya sendiri cukup unik. Ceritanya begini. Waktu itu, saya mendapatkan seorang staff baru. Fresh graduate. Benar-benar baru lulus dan tanpa pengalaman bekerja sama sekali.

Di awal-awal tahun staff baru ini bekerja, suatu waktu dia datang ke meja saya. Dia bilang dia punya masalah seperti ini, ini, dan ini. Dengan semangat dia menceritakan permasalahan yang dihadapinya di pekerjaan pada saya. Saya manggut-manggut pura-pura menyimak. Padahal di kepala saya? Kosong. “Mana saya tahu jawabannya.”, pikir saya waktu itu, hahaha.. Tapi, demi terlihat berwibawa, saya tetap menunjukkan wajah serius dan tenang. Mengangguk-angguk pelan, sambil sesekali bicara ya ya ya, hmmm, ya ya ya..

Puas becerita, keluarlah muka-muka penuh harap meminta jawaban. Dia menunggu saya berbicara. “Waduh, giliran saya.”, pikir saya. Sambil berpikir apa yang harus saya sampaikan supaya tidak terlihat bodoh karena saya juga sebenarnya tidak tahu jawabannya, hehehe..

Akhirnya saya bicara, “Coba tanya bapak A.”

“Loh, memang bapak tidak tahu solusinya?”, tanya dia lagi pada saya.

Nggak. Tapi kalau saya jadi kamu, kalau saya yang menghadapi masalah ini, saya akan cari tahu dengan bertanya ke bapak A. Karena masalah ini areanya dia. Dia yang tahu jawabannya.”, saya bilang.

Akhirnya, dia pergi ke bapak A untuk bertanya. Mungkin dalam hatinya, bos macam apa yang tidak bisa kasih solusi, hehehe..

Besoknya lagi, dia datang lagi dengan masalah yang baru. Berbeda dengan sebelumnya. Benar-benar baru. Kali ini, tanpa ragu-ragu karena yang pertama berhasil, saya arahkan dia untuk bertanya ke bapak B. Sambil manggut-manggut merasa sudah memberikan solusi yang dia cari.

Dia pun pergi ke bapak B untuk menemukan jawabannya.

Besok-besoknya lagi, dia datang lagi. Seolah-olah hidupnya penuh dengan masalah, hahaha.. Kali ini, masalahnya baru lagi. Dia datang dengan terburu-buru pada saya.

“Pak, saya ada masalah.”, katanya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline