Lihat ke Halaman Asli

21 Mei 2007

Diperbarui: 26 Juni 2015   09:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tuhan…
bayangnya semakin jelas
semakin membuat perasaan ini tak menentu
pandangan ini semakin kabur tuk menatap ke depan…
tak tau bentangan mentari pagi kah yang menyongsongku,
atau malah tebing yang curam yang kan mengempaskan tubuhku hancur tak bersisa…
ku ikuti kata hatiku untuk menggapai tanganya…
walau ku tau pasti pandanganku semakin kabur tuk menatap ke depan…
ku percayakan hari-hariku ke depan untuk ku tapaki bersamanya.

Tuhan…
mimpikah apa yang ku alami kini…
semua terlalu cepat
jikalau ini mimpi biarkan ku terbangun tanpa rasa sakit yang tak kunjung sembuh…
dan jangan tinggalkan secerca harapan pun dalam lamunanku…
biarkan ku terbangun sebagaimana keberadaanku dulu kala…
jangan hancurkan angan, lamunan, dan kebahagiaan yang kini mengisi lamunanku…

ku ingin tutup semua lembaran yang lalu untuknya…
biar tak ada lagi luka lebam itu dalam hatiku…
gantikan hati yang baru…
ubahkan setiap tangisanku dengan senyuman nya…

Tuhan jaga hatiku…
sudah cukupku terluka…
sudah cukupku berdiam…

biarkan ku mengapai anganku tanpa bayang-bayang masa lalu…

This entry was posted on Tuesday, May 22nd, 2007 at 6:49 pm

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline