Lihat ke Halaman Asli

Surat untuk Adik dan Anakku

Diperbarui: 30 Mei 2017   09:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

SEKOLAH; MENGANGKAT MARTABAT KELUARGA

 Nana bagaimana kabar kalian berdua di Surabaya? Kae berharap agar semuanya baik. Karena jarak yang menjauhkan kita dan karena keterbatasan, makanya kae disini hanya bisa menyapa kalian berdua melalui FB. Kami semua sehat-sehat saja di sini. Begitu juga dengan anak molas dite (Nane), hanya saja akhir-akhir ini dia agak sibuk dengan tugasnya. Bagaimana dengan kalian berdua, pasti sibuk juga. Ketika saya melihat anak molas kebanggaan keluarga sibuk dengan tugasnya, ase Higy sibuk hafal anatomi hewan dan ase Yok sibuk dengan skripsinya, sebagai kae dan ema koe tentu saya sangat bangga memiliki kalian. Semangat kalian dalam hal belajar sudah bagus, yang paling penting harus ada hasilnya. Maaf, agak sedikit menuntut. Hehehe.

 Oe, kalian bertiga masih ingat pesan orang rumah waktu kita mau datang kuliah ka? Mungkin sudah lupa setiap kalimatnya, dan itu wajar karena otak kita lebih parah dari komputer untuk me-recall kumpulan kata yang terekam. Hahaha.. Tapi tolong intisarinya harus diingat terus ase run dan anak de papa ke ata molas, tatkala kalian bertiga merasa malas untuk belajar, malas pergi kuliah atau tatkala kalian berfoya-foya.

 Yok, Nane, Higy;
 Saya sangat berterimakasih atas usaha kalian bertiga. Sekalipun IP kalian harus dinaikkan perlahan. Hahaha, kae tidak menuntut bukan juga karena IP kalian tidak cukup baik. Hanya sekedar berbagi pendapat bahwa dalam dunia belajar itu harus selalu ada peningkatan dari sebelumnya. Bapa mama di kampung tidak pernah tanya soal IP, KRS, KHS. mereka hanya menanyakan besaran jumlah uang yang dibutuhkan dan tugas mereka adalah mencari dan mengirim sesuai dengan yang diminta, tepat waktu. Mereka mengetahui tugasnya, profesional kan? Hehehe. Tetapi kita mungkin tidak seprofesional mama dan bapa. Misalnya, belajar saja dilupakan! Hahaha.

 Ase dan anak molas daku, keluarga kita itu tergolong miskin. Ketika orang lain menyekolahkan anaknya dengan kelebihan yang dimiliki, justru sebaliknya keluarga kita menyekolahkan kita ini dengan segala kekurangannya. Kadangkala mereka harus menyengsarakan dirinya untuk kebaikan kita. Di sini kita tidak pernah makan tanpa lauk, di rumah bapa dan mama sering makan "nasi kosong". Hehehe, nggitu di pe. 

 Sangatlah sederhana bahwa kemiskinan yang mendorong kita untuk belajar dengan harapan bisa mengubah nasib. Bapa mama hanya berpikir bahwa dengan menyekolahkan anaknya, martabat keluarga bisa diangkat dan bisa menjadi modal kehidupan yang kekal. Kalau kita bisa menggabungkan keduanya, maka kita sebagai anak tidak akan mengecewakan orang tua. Nantinya air mata bapa dan mama tidak bercucuran karena rasa kecewa, akan tetapi lebih karena rasa bangga terhadap kita anak-anak dan cucunya.

 Sampai jumpa e ase geong agu anak molas!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline