Lihat ke Halaman Asli

Lika Liku Politik Jelang Ajang Demokrasi

Diperbarui: 19 Juni 2018   16:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Saya suka mengamati banyak hal yang sedang terjadi di sekeliling saya, dan saya menemukan banyak hal, serta belajar dan mempelajari banyak hal.

Dibawah ini, saya ingin membahas sebagian dari banyak hal yang saya temukan yaitu:

PILKADA DAN PILPRES

Saat mendekati ajang demokrasi seperti Pilkada dan Pilpres, selain para calon pemimpin mempersiapkan dan memperlengkapi diri berlomba dan berlaga untuk memenangkan ajang agar mereka bisa terpilih jadi pemimpin pilihan rakyat, ada banyak hal yang juga terjadi dan ada banyak kemungkinan yang terjadi diluar prediksi, seperti misalnya:

Kita menjagokan pemimpin C dan semua survey memprediksi C yang pasti menang, ternyata hasil akhir perhitungan suara pemimpin B lah yang menang. Terlepas dari apakah dia menang dengan cara curang atau tidak.

Ada saat dimana kita ingin yang maju sebagai calon pemimpin itu A, karena dia terlihat memenuhi syarat sebagai sosok pemimpin yang kita idamkan, ternyata yang terjadi kemudian adalah yang dipilih untuk maju mewakili kelompoknya itu pemimpin B.

Dan ada satu hal lagi yang sering jadi polemik adalah dimana kita dihadapkan pada situasi dan kenyataan bahwa kawan bisa menjadi lawan, dan lawan bisa menjadi kawan.

Coba kita lihat contohnya, dalam skala yang lebih kecil terlebih dahulu. Sebuah keluarga yang semula harmonis, tiba-tiba bisa pecah keharmonisannya dan saling bermusuhan satu dengan yang lainnya, hanya karena mereka berbeda pilihan dan pendapat.

Sekarang kita lihat dalam skala yang lebih besar yaitu dalam ruang lingkup masyarakat. Ada banyak hal yang juga bisa terjadi, hubungan pertemanan yang sudah terjalin selama berpuluh-puluh tahun lamanya, bisa putus dan renggang, hanya gara-gara saling mempertahankan pandangan dan pilihannya masing-masing.

Menurut saya, beda pendapat, beda pilihan, beda cara pandang itu wajar saja, karena tiap kepala pasti berbeda isi pikirannya. Yang tidak wajar dan seharusnya tidak dilakukan serta terjadi adalah jangan sampai perbedaan itu menimbulkan dendam, perpecahan dan kemudian berlanjut pada pertikaian apalagi sampai melibatkan adu fisik, serangan-serangan berupa fitnah, teror, bahkan kampanye hitam.

Dan sebaliknya, ada juga kelompok yang dulunya saling bertikai dan saling membenci, kini mereka bisa saling bergandeng-tangan dan berdamai, penyebabnya karena mereka mempunyai pilihan yang sama. Inilah suka dukanya berada dalam dunia politik.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline