Lihat ke Halaman Asli

Marcellia Arsy

Mahasiswa S1 Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Peningkatan Efikasi Diri terhadap Profesionalisme dalam Keperawatan

Diperbarui: 18 Desember 2021   12:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Perawat tentunya menjumpai berbagai situasi dan masalah yang bersumber dari diri maupun pasien setiap harinya. Seringkali perawat merasakan keraguan yang dapat menurunkan kemampuan mereka dan risiko menyerah dalam menyelesaikan suatu masalah yang dihadapi (Jun, & Lee, 2016). Kinerja perawat yang diterapkan kepada pasien dapat mempengaruhi profesionalisme keperawatan. 

Kemampuan perawat dapat didorong melalui efikasi diri yang tinggi agar perawat memiliki kepercayaan diri terhadap kemampuannya dan meningkatkan sifat keyakinan diri dalam menyelesaikan suatu masalah. Maka dari itu, setiap perawat memerlukan peningkatan efikasi diri untuk dapat meningkatkan kualitas kinerja dan meningkatkan profesionalisme perawat.

Menurut Taylor, C. (2015) efikasi diri yaitu keyakinan seseorang terhadap kemampuan yang dimilikinya agar dapat mencapai hasil dan tujuan yang diinginkan.  Menurut Bandura, (1978) efikasi diri merupakan ekspektasi individu terkait kemampuannya untuk menguasai tugas dengan hasil yang diinginkan. Adanya efikasi diri dalam perawat menunjukkan efek yang besar terhadap kualitas dan kinerja perawat. Efikasi diri terbukti berkorelasi positif dengan kinerja perawat yang akan mempengaruhi performa atau tindakan perawat dalam proses meraih profesionalisme dalam menjalani asuhan keperawatan. (Molero Jurado, et. al., 2019)

Profesionalisme dalam keperawatan sendiri dapat dikembangkan dengan membangun kinerja yang baik melalui adanya efikasi diri. Efikasi diri perawat dapat berpengaruh dalam faktor psikologis perawat dari segi motivasi belajar, sikap, kepribadian, dan persepsi perawat dalam praktik keperawatan. Efikasi diri sangat penting agar asuhan keperawatan yang diberikan perawat dapat berjalan secara efektif untuk meningkatkan kesejahteraan pasien. Adapun dengan adanya efikasi diri dalam profesionalisme keperawatan dapat mendorong perawat untuk memberikan pelayanan yang berkualitas. (Cziraki, Read, Spence Laschinger, & Wong, 2018).

Menurut McDonough, et. al., (2016) seseorang yang mempunyai tingkat efikasi diri yang rendah cenderung merasa ragu terhadap kemampuannya dan memikirkan kekurangan dirinya sehingga menyebabkan kinerja perawat menjadi tidak efektif. Apabila perawat memiliki efikasi diri yang rendah, maka akan menyebabkan perawat merasa ragu dalam membuat keputusan dan meningkatkan risiko kegagalan. Maka dari itu, perawat perlu memiliki tingkat kepercayaan diri yang tinggi demi memaksimalkan kualitas kerja perawat yang baik dalam praktik maupun sehari-hari.

Menurut Bandura (1978), hal-hal yang mempengaruhi efikasi diri yaitu pencapaian dari pengalaman berbagai situasi pasien yang pernah dialami seperti rasa terima kasih pasien saat pasien dapat mengatasi masalahnya secara mandiri, persuasi verbal dan umpan balik dari orang lain yang dapat memberi support, adanya berbagai reaksi fisiologis dan emosional yang dirasakan oleh perawat, serta pengalaman tidak langsung melalui role model yang sesuai. 

Adapun role model yang menunjukkan adanya efikasi terhadap perawat yaitu Florence Nightingale dan Nola Jean Pender. Florence Nightingale yang membuat karya mengenai efikasi dari sistem keperawatan dalam rumah sakit pada masa perang krimea. Sedangkan, Nola J. Pender mengemukakan social cognitive theory yang mencakup self-efficacy sebagai konstruksi sentral dari Health Promotion Model. (Alligood, 2014)

Perawat dapat menguraikan perasaan efikasi diri yang dimiliki dengan mempertimbangkan sumber daya yang dimiliki baik pengetahuan maupun keterampilan. Selain itu, perawat juga harus mempertimbangkan seberapa besar usaha yang dikeluarkan dalam melakukan proses asuhan keperawatan secara menyeluruh. Dengan adanya, dorongan dari diri maupun dari luar seperti dukungan teman, keluarga, maupun orang yang dikenal juga dapat meningkatkan efikasi diri seorang perawat sehingga perawat dapat membentuk kinerja yang profesional. (Karwowski, & Kaufman, 2017).

Dengan adanya efikasi diri, seorang perawat akan memiliki beragam tujuan dan berpartisipasi pada berbagai kegiatan. Selain itu, efikasi diri juga akan mempengaruhi proses berpikir yang lebih tinggi melalui analisis, sintesis, dan evaluasi untuk menyelesaikan berbagai permasalahan. Tak hanya itu, efikasi diri dapat mempengaruhi seseorang untuk bekerja lebih keras dan beradaptasi dalam menyelesaikan sebuah tugas yang diberikan. (Jun, & Lee, 2016).

Seorang ahli teori sosial dan psikologi ternama yaitu Albert Bandura menyatakan bahwa untuk mencapai sukses, seseorang memerlukan rasa efikasi diri dan ketangguhan untuk menghadapi berbagai rintangan. Maka dari itu, meningkatkan efikasi diri sangatlah penting bagi perawat untuk meningkatkan keyakinan dalam kemampuan diri sendiri serta menyelesaikan segala masalah yang dihadapi. (Bandura, 1978)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline