Namanya adalah Zalina Sabiya Utami, lahir di Bandung pada tanggal 2 April 2003. Ia merupakan anak pertama dari dua bersaudara dan biasa dipanggil Alin. Dilahirkan dari keluarga yang cukup berada, Zalina dinantikan dengan penuh kebahagiaan oleh keluarganya. Saat itu, ibunya, meski memiliki tubuh yang mungil, melahirkan Zalina dengan berat 4,2 Kg, yang membuatnya menjadi pusat perhatian banyak orang. Meskipun disukai banyak orang, Zalina memiliki sifat yang agak cengeng. Ia sering menangis dalam waktu yang lama hanya karena masalah kecil, misalnya tidak mendapat es krim.
Pada usianya yang kelima, keluarganya diberkati dengan kehadiran seorang adik laki-laki yang lucu, berkulit putih, dan berambut coklat. Zalina dengan penuh kebahagiaan menyebutnya "bayi bule". Namun, tidak lama setelah kelahiran adiknya, Zalina harus pindah ke Jakarta karena sang ayah mendapat pekerjaan di sana. Zalina memulai perjalanan sekolahnya di Jakarta. Meski tumbuh dewasa, ia masih memiliki sifat-sifat kecil dari masa kanak-kanaknya. Kadang-kadang, ketika merasa sedih, ia menemukan kenyamanan dengan menyantap makanan favoritnya, baik itu makanan manis seperti martabak, es krim, gulali, dan permen susu, maupun makanan pedas seperti lumpia basah, cilung, atau Samyang.
Kecintaannya pada makanan manis seperti anak kecil yang suka dibujuk dengan permen saat sedang marah membuatnya sangat penyayang terhadap anak-anak. Ia senang bermain dengan anak-anak kecil, terutama yang masih balita, karena merasa nyaman dengan kepolosan mereka. Namun, seiring bertambahnya usia, Zalina menyadari bahwa menjadi dewasa tidaklah mudah. Pikiran-pikiran tentang masa depan dan ambisi menghantuinya. Ia berusaha mengatasi rasa malasnya dan terus memotivasi dirinya sendiri untuk menjadi produktif dan bermanfaat bagi dirinya sendiri dan orang di sekitarnya. Kadang-kadang, ia membayangkan dirinya sebagai seorang pengusaha yang berhasil, membuka lapangan pekerjaan untuk orang lain, dan hidup sebagai wanita mandiri yang multitalenta.
Salah satu impian terbesarnya adalah dapat mengelilingi negara dengan pasangan hidupnya, pasangan yang memiliki motivasi dan ambisi yang sama dalam mencapai impian dan pecancapian hingga membina keluarga kecil yang bahagia dan harmonis. Memang berpikir terlalu jauh apalagi membayangkan sesuatu yang indah adalah hal mudah namun penuh perjuangan dalam menggapainya. Dengan tekad dan mimpi-mimpi ini, Zalina memotivasi dirinya sendiri untuk mencapai tujuan-tujuan indah dalam hidupnya.