Lihat ke Halaman Asli

Celestine Patterson

TERVERIFIKASI

Hotelier: Hotel Management, Sales Leader, Management Hospitality

Kenangan Disetrap Ibu Guru

Diperbarui: 29 November 2021   22:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Guru yang paling pantas mengajar adalah orang yang mendidik keluarganya dengan baik. (ilustrasi getty images Pixabay)

Ibu Lestari, guru mata pelajaran fisika di sekolah menengah pertama. Dikenal galak apalagi kalau pekerjaan rumah (PR) darinya tidak dikerjakan. Bisa disetrap, didapuk pengganti Pak Emen, petugas kebersihan sekolah. Selama 10 menit menyapu di lapangan upacara.

Murid langganan yang disetrap ialah Herman, Toto dan Dena. Jika mereka disetrap, bagai kelompok kerja bakti, selalu kompak.

Saya 2 kali disetrap karena ketawa sendirian saat Bu Lestari mengajar. Berikutnya disetrap karena ngobrol dengan Dena.

Esoknya kami harus membawa surat dari wali kelas untuk orang tua masing-masing.

"Nak, kalian sering ngobrol apa di kelas?" tanya ibuku setiba di rumah. Dengan polos kucerita tentang Dena yang asyik kalau bawa mainan gimwot alias game watch. Maklum pamannya Dena tinggal di Amerika, kadang mengirimkan hadiah untuknya.

Suatu hari, iseng kubuka surat untuk Bu Lestari dari ibuku. "Telah dinasehati. Terima kasih atas perhatian Jeng Tari." begitu tulis balasan surat itu

Wah gegara ocehan Dena, jadi melebar ceritanya. Ibu Tari melaporkanku!

Kubaca judul surat yang ditulis tangan itu. "Kepada orang tua murid, perihal tidak menyimak di kelas."

Dena, kawan sebangku memang sering mengajakku ngobrol. Ada saja bahan obrolannya. Ibunya yang baru membeli pemerah bibir saja jadi bahan cerita. Apalagi gaya senam model baru, kaset lagu-lagu barat yang baru terbit hingga buku seri remaja yang baru dibeli.

Dena itu supel, senang gaul, disukai kawan sekelas. Setiap pribadi mengenalnya. Bukan tak beralasan memilihku sebagai sahabat karib. Ia suka nyontek PR-ku hehe. Kalau saya sebangku dengan Dita, wajahnya cemberut.

Saya cerewet. Terkadang Dena sembarangan mengotori meja. Tumpukan bekas serutan pensil bertebaran di meja.

Pagi itu, bel tanda masuk kelas lebih awal. "Anak-anak, pelajaran kesenian diganti dengan fisika sebab Pak Max berhalangan."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline