Lihat ke Halaman Asli

Celestine Patterson

TERVERIFIKASI

Hotelier: Hotel Management

Pengalaman Jaga "Gawang" di Nobar Pesta Bola Rusia 2018

Diperbarui: 7 Juli 2021   16:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jaga gawang terakhir di nobar pesta bola Russia 2018 (ilustrasi Pixabay)

"Dunia sepi tanpa sepak bola," celoteh sang pacar saat remaja. Jika ingat bola, terkenang pula sekelumit kisah cinta semasa bersamanya.

Ray ngefan sepak bola. Ia hafal seluruh klub sepakbola, nama pemain hingga nomor punggung. Sampai-sampai, kaos, celana, sepatu, kaos kaki pemain bola, ia miliki. Padahal ia bukan pesepak bola.

Perpisahanku dengannya karena masalah bola. Ia lebih mementingkan hobinya ketimbang diriku.

"Mungkin suatu saat kita bersua lagi ya," katanya membuat hatiku tenang.

"Ya sudah. Kita putus aja!" kataku pasrah. Jadi? Memang begitulah monkey love. Bagai tungku tak berapi.

Namun yang membuatku kesal, Ray memilih putus padahal saya berusaha menyesuaikan diri dengan kegemaran bolanya itu. Ah, sudahlah. Itu kan masa lalu, kala saya masih ingusan.

Ada kerak, ada nasi. Setiap pekerjaan tentu ada bekasnya.

Bekas yang ditinggalkan, hobi Ray menular setelah kami putus. Kegemaran Ray nonton tayangan bola yang hampir tak pernah terlewat itu, membuatku ketagihan.

Saya rajin nonton setiap akhir pekan, walau siaran sepak bola ulangan. Jadul kan begitu. Pertandingan tidak segencar sekarang di media. Saat pesta bola berlangsung, pasti selalu hadir.

Terakhir, saya jaga gawang di nobar (nonton bareng) saat FIFA Rusia 2018 World Cup. Bukan main bola tapi jaga pintu.

Nobar digelar di satu hotel. Tayangan harus berlisensi, membayar via provider. Bila ingin memiliki izin tayang pesta bola, harus membayar sekitar Rp 35 juta.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline