Lihat ke Halaman Asli

Celestine Patterson

TERVERIFIKASI

Hotelier: Hotel Management

Akibat Dirundung Malu

Diperbarui: 27 Maret 2021   22:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dirundung malu (pixabay.com)

Eddie teman sekelasku di sekolah menengah pertama. Ibunda lahir di Yogyakarta dan ayahanda Rudy van der Molen, warganegara Belanda. Eddie lahir di Belanda.

Di kelas ia masuk geng super. Tampil di segala kesempatan, padahal bahasa Indonesianya masih semrawut. Maklumlah, ia datang setahun lalu, tampan, memikat perhatian kawan-kawan.

Ia cepat bergaul dengan siapapun. Tak ketinggalan, canda dalam bahasa gaul Sunda. Saat pertama Eddie datang, banyak pengagumnya termasuk diriku.

Suatu hari, Pak walikelas masuk bersama seorang pelajar pindahan dari negri Belanda. Namanya Lusi, blasteran Belanda - Indonesia.

Hari itu Lusi memakai baju krem tua, stocking hitam, rok hitam pendek, sepatu kulit warna coklat. Lusi bergincu padahal seumuran kita. Persis model di Elle magazine. Modis.

Eddie menemani Lusi sehari-hari sekaligus mengajarkan bahasa Indonesia. Jika ada pelajaran sulit, ia akan menerjemahkan, meski harus ku bantu juga akhirnya.

Tidak sulit bagi teman baruku ini untuk menyesuaikan diri. Dalam sebulan ia  menguasai berbagai ilmu, bahasa Indonesia, pendidikan moral Pancasila, PSPB, pendidikan sejarah perjuangan bangsa.

Lama kelamaan, Eddie dan Lusi sangat akrab. Keduanya terang-terangan menunjukkan saling menyukai dihadapan teman-teman.

Dua bulan terlewati. Abrakadabra!, bentuk tubuh Lusi menjadi-jadi, tambun. Pipi tembem, pinggang melar, paha membesar. Eddie terheran-heran, kok badan Lusi penuh lemak?

Bila dalam diri masih ada rasa malu dan takut maka ia takkan maju melangkah (ilustrasi pixabay

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline