Lihat ke Halaman Asli

Aku Ingin Memeluk Hujan

Diperbarui: 25 Juni 2015   20:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Semalam aku berbincang dengan hujan
Tentang kerlingan musim semi yang diterbangkan
Angin memelukku dalam diam

Bahasa yang kupadupadankan dengan anggukan
Hanya didengar tanpa ada sahutan
Kupanggilpanggil hujan, berharap langkahnya bisa kuhentikan dengan satu kecupan
Alihalih pelukan, kerlingan hujan tak meretas barang senampan

Hujan bilang cukuplah nadanada gerimis menyampir telinga
Toh tak mungkin pula bisa menyapa

Jika pohon saja tak dapat bicara
Dan rumput bersendawa tanpa dirinya
Lalu hujan untuk apa?

Terlalu lebar sungai telah dibuatnya
Tak mungkin –tak-untuk– diseberangi
Lalu hujan untuk apa?

Aku terisak di antara hujan
Memohonmohon untuk kesabaran tak bertuan
Memaki diri sendiri yang tetap bertahan
Bukankah segalanya bisa diperjuangkan?

Bahkan kemarau pun diamdiam mengagumi hujan dalam keangkuhan

Hujan terkesima,
Sejenak berbalik menatap ronarona
Ada gelap di sana
Ada rongga yang hidup namun mati

Hujan berbalik lagi
Mengepalkan tangan untuk berganti diri
Tertatih hujan pergi
Bersama ringkih yang bersembunyi di balik hati
#
Aku,

Api yang ingin memeluk hujan

Meski pelukan kami

Membuatku

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline