Semalam aku berbincang dengan hujan
Tentang kerlingan musim semi yang diterbangkan
Angin memelukku dalam diamBahasa yang kupadupadankan dengan anggukan
Hanya didengar tanpa ada sahutan
Kupanggilpanggil hujan, berharap langkahnya bisa kuhentikan dengan satu kecupan
Alihalih pelukan, kerlingan hujan tak meretas barang senampanHujan bilang cukuplah nadanada gerimis menyampir telinga
Toh tak mungkin pula bisa menyapaJika pohon saja tak dapat bicara
Dan rumput bersendawa tanpa dirinya
Lalu hujan untuk apa?Terlalu lebar sungai telah dibuatnya
Tak mungkin –tak-untuk– diseberangi
Lalu hujan untuk apa?Aku terisak di antara hujan
Memohonmohon untuk kesabaran tak bertuan
Memaki diri sendiri yang tetap bertahan
Bukankah segalanya bisa diperjuangkan?
Bahkan kemarau pun diamdiam mengagumi hujan dalam keangkuhanHujan terkesima,
Sejenak berbalik menatap ronarona
Ada gelap di sana
Ada rongga yang hidup namun matiHujan berbalik lagi
Mengepalkan tangan untuk berganti diri
Tertatih hujan pergi
Bersama ringkih yang bersembunyi di balik hati
#
Aku,Api yang ingin memeluk hujan
Meski pelukan kami
Membuatku