Lihat ke Halaman Asli

Badan Cekungan Bandung

mewujudkan perkotaan yang berkelanjutan berkelas dunia

Ini Dia Teknologi-Teknologi Terkini Pengolahan Sampah di Indonesia yang Sudah Dibangun

Diperbarui: 31 Mei 2024   14:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

TPST RDF Sentiong Kota Cimahi 50 ton per hari

Beberapa best practices yang sudah ada di Indonesia terkait pengolahan sampah antara lain :
*Mesin Gibrik Banyumas (TPS3R), dan produk turunannya
*Waste to Energy PLTSa Merah Putih, PLTSa Benowo, Gas Engine dst
*RDF Plant dan Landfill Mining TPST Bantar Gebang
*Pyrolysis,Gasifikasi, Incenerator
*Dan lain lain.

Tidak dapat dipungkiri pendekatan teknologi sangat dibutuhkan untuk menjawab besarnya timbulan sampah yang terus meningkat dan sulit nya mencari lahan pengganti TPA. Opsi teknologi sangat beragam dan menghasilkan produk yang berbeda. Terdapat dua kategori umum yang membagi pengolahan sampah, yaitu yang pertama; sampah sebagai produk olahan seperti RDF (Refused Derived Fuel) atau bahan bakar jumputan padat yang dijadikan bahan co firing batu bara pada industri semen dan tekstil. Yang kedua sampah sebagai bahan bakar langsung seperti incenerator untuk menghasilkan panas yang di ubah menjadi listrik.

PLTSa Merah Putih milik TPST Bantargebang kapasitas 100 ton/hari tipe Waste to Electric (Waste to Energy)

Yang perlu diperhatikan adalah biaya oprasional teknologi relatif lebih tinggi dari biaya pembuangan ke TPA sehingga pemerintah daerah harus menyiapkan dana ekstra. Kajian yang dilakukan oleh ISWMP menyebutkan nilai pengolahan sampah yang harus di anggarakan adalah Rp 250.000 per ton untuk teknologi seperti RDF.

Unit RDF Land Mining TPST Bantargebang kapasitas 1000 ton x 2 

Selain itu, teknologi thermal juga harus memperhatikan komposisi inputan sampah. Teknologi incenarator dan gasifikasi akan sangat tergantung dengan kadar kelembapan sampah atau kadar air. Begitu pula teknologi RDF juga akan maksimal jika diiringi dengan input sampah yang tidak banyak mengandung bulk waste sehingga tidak merusak alat cacah.

Pemimpin Redaksi : Adha Nur Kholif Pratama S.Si., M.T

Artikel oleh: Adha Nur Kholif Pratama S.Si., M.T

Editor in chief : Bambang Prasetya S. Ak.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline