Lihat ke Halaman Asli

Marendeng Marampa' Jo Toraya

Diperbarui: 14 Februari 2016   14:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Tedong | Sumber: pribadi"][/caption]"Marendeng marampa' kadadianku
Dio padang digente' Toraya Lebukan Sulawesi
Mellombok membuntu mentanetena
Nakabu' uma sia pa'lak na sakkai Salu Sa'dan
Kami Sang Torayan
Umba umba padang ki olai
Maparri' masussa ki rampoi
Tang ki pomabanda penaa
Ya mo passanan tengko ki
Umpasundun rongko'ki"

Cuplikan lagu "Marendeng Marampa" di atas sudah membudaya untuk dinyanyikan saat saya berkumpul bersama saudara-saudari se-perantauan dari Tana Toraja, Sulawesi Selatan. Alunan lagu beserta liriknya membuat kami rindu untuk kembali berkunjung ke tanah nenek moyang yang subur itu.

Singkat cerita, suku Toraja bermukim di kawasan pegunungan Sulawesi Selatan. Bahasa yang digunakan masih tergolong rumpun austronesia yang konon katanya dibawa oleh imigran asal Taiwan. Maka tidak heran jika bahasa Toraja terdengar begitu berbeda dengan bahasa-bahasa suku lain di Indonesia.

Mendengar nama Toraja tentu tidak sedikit wisatawan yang penasaran akan keindahan dan budayanya yang khas. Kali ini, saya akan berbagi beberapa ritual adat yang masih umum dilakukan oleh masyarakat Toraja beserta destinasi wisata alam yang tidak kalah menarik untuk dibahas.

Rambu Solo'

Ritual ini biasanya akan diadakan saat salah satu masyarakat Toraja berpulang ke rumah Bapa atau tutup usia. Namun, tidak semua masyarakat melakukan ritual Rambu Solo'. Hal ini dikarenakan upacara kematian tersebut membutuhkan dana yang tidak sedikit. Dalam upacara ini, keluarga maupun kerabat dekat sangat diharapkan untuk menyumbangkan hewan sembelihan berupa babi atau kerbau (baca: tedong). Yang menarik, harga yang harus dibayarkan untuk membeli seekor tedong tidaklah sedikit.

Bisa sampai bekisar Rp 1 juta - Rp 100 juta. Fantastis bukan? Lain lagi dengan harga tedong bonga, tedong cantik dan bersih yang memiliki tanduk lebih panjang, harganya bisa mencapai lebih dari Rp 100 juta. Ciri-ciri dari tedong bonga dapat dikenali dari corak warna kulit, matanya yang bersih, dan tanduk yang panjang.

[caption caption="Rambu Solo' | Sumber: gocelebes.com"]

[/caption]

[caption caption="Rambu Solo' | Sumber: antarafoto.com"]

[/caption]

[caption caption="Rambu Solo' | Sumber: wego.co.id"]

[/caption]

Rambu Tuka

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline