Lihat ke Halaman Asli

Cecilia Francessa

Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Unika Atma Jaya

Gen Z Ikut Campur VS Gen Z Peduli? Problematika Pemilu 2024 di Ujung Tanduk

Diperbarui: 12 Juni 2023   16:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto dari seorang Generasi Z (Simpatisan PDIP) Ketika Rapat Kerja Nasional Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan di Jakarta tanggal 06-08 Juni 2023

JAKARTA (11/06) - Pemilu serempak akan dilaksanakan di tahun 2024. Hal ini menjadi momentum yang sangat dinanti-nanti oleh masyarakat Indonesia. Sehingga, pastinya akan menimbulkan perbincangan dari mulut ke mulut setiap orang mengenai persiapan menuju pemilihan umum serta Pasangan Calon (PasLon) yang nantinya akan mereka pilih. Saat ini, sebagian besar partai politik telah melakukan kampanye di beberapa daerah baik dalam bentuk iklan digital atau non digital. Banyak dari partai politik menentukan target yang ingin dicapai ialah dari kalangan generasi muda dikarenakan populasi masyarakat di Indonesia mayoritas adalah Generasi Z.

Gen Z dianggap merupakan generasi penerus bangsa yang dimana nantinya akan menentukan nasib bangsa Indonesia sendiri serta telah dianggap kaya akan teknologi dan sering berselancar di sosial media. Hal ini yang menjadi alasan mengapa Gen Z paling mudah disuguhkan oleh informasi politik mengenai Pemilu 2024.

Indeks Demokrasi Negara Indonesia

Selain itu, berdasarkan hasil responden yang ditemukan dari kompas, Indeks Demokrasi Indonesia dari tahun 2010-2021, sebanyak 32,8 persen merupakan berasal dari Gen Z. Hal tersebut menunjukkan antusias para Gen Z cukup tinggi dalam menggunakan hak suara saat pemilu nanti. 

Jika dibandingkan dengan saat ini, populasi Gen Z jauh lebih tinggi dari sebelumnya. Terdapat kurang lebih 68 juta banyaknya Gen Z menurut kementrian dalam negeri

Generasi Z sendiri saat ini telah mengetahui akan adanya pemilihan umum serentak tahun 2024 lewat sosial media dan berencana akan ikut memilih saat pemilihan nanti. Seperti menurut Filbert salah satu mahasiswa akhir, mengatakan bahwa "generasi Z adalah termasuk bagian dari warga Indonesia, sehingga sebagai warga negara yang baik, memilih pemimpin itu merupakan suatu kewajiban", ujarnya.

Maka dari itu, dapat dilihat bahwa ternyata dari Gen Z sendiri telah aktif dalam hal penyampaian suara kepada pemerintah. Hal ini menjadi bukti bahwa Gen Z saat ini masih memiliki rasa peduli terhadap kemajuan bangsa bahkan tak sedikit dari mereka yang turut berkecimpung dalam partai politik. "Dulu saya merupakan simpatisan PSI tetapi sekarang merupakan simpatisan PDI Perjuangan, ungkap Justin, mahasiswa sekaligus simpatisan partai.

Selain berkecimpung dalam partai politik, nyatanya generasi Z juga ikut aktif dalam memantau perkembangan situasi politik di Indonesia, yang di mana ditandai dengan banyaknya generasi Z yang mengetahui rumor-rumor calon pemimpin yang akan diusung beberapa partai. Selain itu, generasi z juga mengikuti perkembangan para paslon di media sosial dan mengenali karakter-karakter dari setiap paslonnya. "Dari yang aku telusuri di tiktoknya pak Ganjar, beliau terlihat down to earth sama rakyatnya kayak dia pengen banget dekat dengan rakyatnya", ungkap Olive, seorang mahasiswi. 

Terkait fasilitas yang disediakan saat pemilu, generasi Z ternyata tidak terlalu berharap banyak. Fasilitas-fasilitas yang tersedia untuk mensukseskan pemilu di Indonesia dari tahun-ketahun masih sama saja walaupun ada yang berubah sedikit demi sedikit. "Fasilitasnya dari yang dulu saya lihat sih masih sama aja walaupun ada perubahan sedikit seperti sekarang telah menggunakan teknologi untuk menggaet suara masyarakat ataupun untuk perhitungan suara. Jadi, kemungkinan di Pemilu 2024 masih akan sama seperti periode-periode sebelumnya. Namun, kalaupun nanti proses pemilu 2024 mau upgrade teknologi dalam pelaksanaanya supaya menyesuaikan dengan generasi muda ya tidak masalah yang penting tetap jujur, adil, dan terbuka"", ujar Agnes, Seorang Mahasiswi. 

Proses pemilu yang biasa dilakukan di periode-periode sebelumnya masih dianggap baik walaupun fasilitasnya masih sama saja dari periode-periode sebelumnya sebab hal itu bukan menjadi masalah bagi generasi Z, "proses pemilihan yang masih coblos menggunakan paku menurut saya sudah efektif karena semisalnya itu di digitalisasikan menggunakan website atau apapun itu, malah cenderung bermasalah atau error seperti yang pernah terjadi di Amerika saat jamannya Trump dan Joe Biden kalau gak salah, ujar Reza, mahasiswa Hukum. 

Berdasarkan informasi-informasi tersebut, terlihat Gen Z cenderung mengikuti perkembangan informasi mengenai Pemilu 2024 melalui sosial media. Tak hanya kader politik atau orang dewasa, generasi Z pun dapat ikut aktif dan berpikir kritis dalam hal politik terutama menjelang pemilu nanti. Menurut Agnes, seorang mahasiswi "pikiran anak muda sekarang cukup kritis terhadap politik. Oleh sebab itu, informasi-informasi mengenai politik dan cara berpikir generasi z jangan sampai ditutup-tutupin atau dibendung karena pikiran generasi Z sekarang dapat dikatakan kritis dan nanti pun kedepannya giliran generasi muda yang akan memimpin negara ini", ujarnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline