Lihat ke Halaman Asli

"Biarkan Pemerintah Mengikuti Irama Kita"

Diperbarui: 25 Juni 2015   08:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

133097247191923617

[caption id="attachment_175077" align="aligncenter" width="461" caption="Rumah sekaligus tempat riset tanaman kakao di desa Namau, Korovou (dok cech)"][/caption]

Ternyata banyak orang hebat di dunia ini. Menurut saya, orang hebat bukan hanya mempunyai gelar dan kekuasaan saja tetapi bermanfaatkah dirinya bagi banyak orang terutama di lingkungannya. Ada satu kalimat yang diucapkan oleh seorang Tevita Niuvou dan saya selalu mengingatnya.

" Sebagai petani, saya tidak akan berdiam diri dan berpangku tangan saja. Biarkan pemerintah dan aparatnya mengikuti irama saya... "

Saya mengenal pertama kali pada saat di kota Suva ada event " Agriculture Show 2011 " yang diselenggarakan oleh Kementerian Pertanian Fiji. Pada saat itu saya tertarik dengan produk kakao olahan Tevita, walaupun diproduksi dengan cara yang sederhana. Tetapi saya melihat ada energi kuat di dalam diri Tevita untuk menjadi orang sukses. Dengan semangatnya Tevita menceritakan tentang diri dan kebun kakaonya. Sampai akhirnya saya berjanji kepada Tevita untuk berkunjung ke kebun kakaonya di Korovou. Ternyata baru Sabtu kemarin saya dapat memenuhi janji dan uniknya bertepatan dengan hari anniversary saya hehehe...

Dengan menggunakan kendaraan umum, akhirnya saya tiba juga di rumah Tevita di desa Namau (Namau Settlement), Lodoni, Korovou. Alhamdulillah perjalanan menuju rumah Tevita lancar saja walaupun jalan menuju Namau Settlement masih berupa tanah yang dilapisi berbatuan sekadarnya sehingga pada saat hujan jalan menjadi licin.

Begitu taksi yang membawa saya berhenti di depan rumahnya, Tevita sudah menunggu dengan wajah gembira. Tak ada yang berubah dari Tevita, selalu semangat dan awet muda. Selanjutnya Tevita mempersilahkan saya masuk ke rumahnya.

Di atas meja ruang tamunya, saya sudah disuguhkan Banana Cookies khas Fiji, buah kakao, markisa dan minuman susu coklat (coklatnya berasal dari kebun kakao Tevita). Beberapa menit saya melepaskan lelah, Tevita menyodorkan secarik kertas yang berisi rencana acara kunjungan saya ke kebun kakao. Rencana tersebut dibuatnya agar kedatangan saya tidak sia-sia dan fokus. Hal ini dilakukan pula terhadap tamu-tamu yang datang ke tempatnya. Setelah menikmati susu coklat dan banana cookies, saya memutuskan untuk berkeliling ke kebon coklatnya.

Sebelum berkeliling, Tevita menunjukkan foto-foto dan brosur yang terpasang pada papan di depan rumahnya. Dengan semangat, Tevita menceritakan perjuangannya selama 5 tahun untuk mengembangkan tanaman kakao di desa Namau tanpa bantuan pemerintah sekalipun sehingga bisa terkenal di Fiji. Memang di foto-foto tersebut terlihat Tevita sedang diwawancarai jurnalis berbagai media Fiji, Tevita bersalaman dengan PM Fiji Bainimarama yang berkunjung ke kebunnya, kedatangan ahli kakao Swedia dan Portland Amerika Serikat dan masih banyak lagi. Tetapi dari semua itu yang menarik bagi saya adalah sebuah tulisan dengan huruf besar " CACAO IS GOLDMINE ". Apa maksudnya ya ?

[caption id="attachment_175078" align="aligncenter" width="512" caption="Tevita menunjukkan luas lahan yang ditanami kakao (dok. Cech)"]

13309726261450239595

[/caption] [caption id="attachment_175079" align="aligncenter" width="384" caption="Tanaman kakao yang ditanam secara organik (dok. Cech)"]

1330972710118993225

[/caption]

Dalam perjalanan mengelilingi kebun kakao Tevita  berjumlah 12.800 pohon yang ditanam pada areal ribuan hektar, barulah saya mengerti apa yang dimaksud dengan CACAO IS GOLDMINE". Tanaman kakao tersebut adalah warisan ayah Tevita. Pada tahun 1990, ayah Tevita sempat menanam beberapa bibit kakao yang berasal dari Srilanka. Tetapi tanaman kakao tersebut dibiarkan saja atau sekadar pelengkap tanaman di kebun. Sebelum meninggal, Ayah Tevita berpesan kepada anak-anak terutama Tevita kalau beliau tidak meninggalkan apa-apa kecuali "harta karun" yang tertanam di kebunnya yang luas.

Pada saat itu Tevita sempat berpikir memang benar ayahnya meninggalkan "harta karun". Bayangkan saja segala jenis tanaman ada di kebun. Mulai dari sukun, cabai, mangga, markisa sampai kakao. Tetapi yang menjadi pertanyaan dalam benak Tevita adalah mana yang bisa dijadikan "Tambang emas" bagi dia dan keluarganya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline