Semakin tingginya kesadaran konsumen terhadap kesehatannya membuat para ilmuwan mulai mencari alternatif sumber makanan terbaru yang mempunyai kandungan antioksidan yang tinggi. Selama ini konsumen hanya mengenal buah segar blueberry dan blackberry yang mempunyai kandungan antioksidan yang tinggi tetapi mahal harganya. Pada 240th National Meeting of the American Chemical Society (ACS), para ilmu melaporkan bahwa beras hitam (black rice) merupakan sumber makanan yang mempunyai kandungan antioksidan tinggi dan murah harganya.
[caption id="attachment_1907" align="aligncenter" width="420" caption="Black or "][/caption]
Menurut sejarah, orang Cina kuno telah mengenal beras hitam sebagai beras terlarang (forbidden rice), tak boleh sembarang orang dapat memakannya, hanya kalangan istana dan orang tertentu saja yang boleh memakannya karena kaya nutrisi. Menurut penelitian di sana, beras hitam memiliki khasiat menyembuhkan berbagai penyakit. Beras hitam di Cina sekarang berfungsi sebagai obat dan bahan pangan.
Zhimin Xu, Associate Professor di Departemen Ilmu Pangan Louisiana State University Agricultural Center di Baton Rouge, La., mengatakan satu sendok dedak beras hitam mengandung lebih banyak zat antioksidan anthocyanin dibandingkan dengan satu sendok blueberry tetapi dengan sedikit gula dan lebih banyak serat serta zat antioksidan lain (vitamin E). Hal ini berarti beras hitam dapat menjadi materi yang unik dan ekonomis untuk meningkatkan konsumsi antioksidan yang berguna bagi kesehatan.
Anthocyanin yang terkandung pada beras hitam dapat dimanfaatkan untuk melawan penyakit jantung, kanker, dan penyakit lainnya. Produsen makanan berpotensi menggunakan bekatul, dedak, atau ekstrak beras hitam untuk meningkatkan nilai kesehatan pada makanan sereal buat sarapan pagi, minuman, kue, biskuit, dan makanan lainnya.
Xu mencatat bahwa banyak konsumen telah mendengar kalau beras cokelat (Brown Rice) lebih bergizi daripada nasi putih. Alasannya adalah dedak beras coklat memiliki banyak kandungan zat antioksidan gamma-tocotrienol (salah satu senyawa vitamin E) dan gamma-oryzanol, yang merupakan antioksidan yang larut dalam lemak. Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa antioksidan dapat mengurangi kadar kolesterol low-density lipoprotein (LDL) yang dikenal dengan kolesterol "jahat" dan dapat membantu melawan penyakit jantung.
Xu dan kawan-kawan menganalisis sampel bekatul dari beras hitam yang ditanam di bagian selatan Amerika Serikat. Ternyata zat antioksidan anthocyanin dedak beras hitam mempunyai tingkat kelarutan dalam air yang lebih tinggi. Jadi kemungkinan dedak beras hitam lebih sehat daripada dedak beras merah.
Para ilmuwan juga menunjukkan bahwa dalam ekstrak pigmen dedak beras hitam dapat menghasilkan berbagai warna berbeda (mulai dari pink ke hitam) dan bisa dijadikan alternatif pewarna makanan buatan yang sehat. Beberapa studi menunjukkan bahwa pemakaian beberapa pewarna buatan berkaitan erat dengan penyakit kanker, masalah perilaku pada anak-anak dan masalah kesehatan lainnya.
Di Asia beras hitam digunakan untuk hiasan makanan, mie, sushi, dan puding. Bagaimana dengan di Indonesia ? Beras hitam memiliki nama yang berbeda-beda tergantung di mana beras hitam tersebut berada. Beras hitam yang ada di Solo dikenal dengan nama ”beras wulung”. Menurut sejarahnya, dulunya beras wulung merupakan beras pilihan yang dulu hanya ditanam dan dipergunakan dalam keraton kasunanan Surakarta, khusus dikonsumsi di lingkungan para raja dan digunakan untuk jenis ritual tertentu. Di kawasan Cibeusi, Subang, Jawa Barat, beras hitam disebut dengan nama ”beras gadog”. Di Sleman, beras hitam dikenal dengan nama cempo ireng dan ada juga yang menyebut ”beras jlitheng”. Sedangkan di Bantul dikenal dengan ”beras melik”.
[caption id="attachment_1906" align="aligncenter" width="390" caption="beras hitam (mahkotadewa.co.id)"] [/caption]
Sekarang ini beras hitam hampir punah dan sangat langka keberadaannya, karena tidak adanya upaya pelestarian dari petani pada zaman dahulu yang konon hanya ditunjuk sebagai petani istimewa yang menanam beras wulung khusus untuk keraton, ada mitos bahwa beras wulung hanya boleh dipergunakan oleh kalangan istana dan apabila melanggar, maka akan ”kuwalat”. Selain itu, mengapa petani enggan untuk menanam beras hitam tersebut? Diduga disebabkan oleh umur yang relatif panjang dibanding padi pada umumnya, juga rendahnya produksi dan sangat disukai oleh burung.