[caption id="attachment_236766" align="aligncenter" width="400" caption="brewed tea (teawithfriends.blogspot.com)"][/caption]
Biasanya minuman teh botol ditempeli sebuah label yang menyatakan komposisi minuman tersebut kaya antioksidan. Tapi sebuah penelitian baru menunjukkan bahwa untuk mencari antioksidan dosis tinggi yang sehat lebih baik menyeduh teh sendiri di rumah.
Dalam studi tersebut ditunjukkan juga bahwa Banyak minuman teh botol yang terkenal mengandung sedikit antioksidan dibandingkan dengan satu cangkir teh hijau atau hitam yang diseduh di rumah. Untuk mendapatkan antioksidan (polifenol) setara dengan satu cangkir teh seduh maka konsumen harus meminum 20 botol minuman teh yang dijual di toko-toko.
Peneliti studi Shiming li, seorang analis produk kimia dan natural di WellGen, Inc (perusahaan bioteknologi di North Brunswick, NJ) mengatakan adanya kesenjangan persepsi yang besar antara konsumsi teh dan jumlah nutrisi yang sehat (polifenol) dalam minuman teh botol. Berdasarkan analisis terhadap minuman teh botol ditemukan kandungan polifenol yang sangat rendah. Perlu diketahui bahwa WellGen, Inc adalah perusahaan yang mengembangkan makanan kesehatan untuk pasien termasuk produk teh hitam eksklusif yang dipasarkan untuk memberikan manfaat anti-inflamasi. Selain itu, minuman teh botol sering mengandung sejumlah besar gula yang dapat mempengaruhi kesehatan konsumen.
Penelitian ini dipresetasikan pada tanggal 22 Agustus 2010 di 240th National Meeting of the American Chemical Society (ACS) di Boston, Amerika Serikat.
Antioksidan adalah zat yang melindungi sel terhadap kerusakan dari molekul tidak stabil yang disebut radikal bebas. Antioksidan memegang peranan penting dalam mencegah berbagai penyakit termasuk kanker, penyakit jantung dan Alzheimer.
Li dan koleganya mengukur tingkat polifenol dari enam merek teh yang dibeli dari supermarket. Setengah dari 6 merek teh tersebut tidak mengandung antioksidan. Sisanya memiliki sejumlah kecil polifenol yang mungkin sedikit memberikan manfaat bagi kesehatan terutama bila mengingat asupan gula tinggi dari minuman teh.
Enam merek minuman teh botol yang dianalisis oleh Li mengandung 81, 43, 40, 13, 4, dan 3 miligram polifenol per 16-ons botol. Satu cangkir rata-rata teh hijau atau hitam yang diseduh di rumah mengandung 50-150 miligram polifenol padahal harganya hanya sekian sen saja.
Setelah air, teh adalah minuman yang paling banyak dikonsumsi. Penjualan teh di Amerika Serikat telah meningkat empat kali lipat sejak tahun 1990 dan sekarang secara total mencapai sekitar $ 7 miliar per tahun.
Li mengatakan bahwa beberapa produsen memang telah mencantumkan kandungan polifenol pada label botolnya. Tetapi jumlah kandungan polifenolnya mungkin saja salah, karena tidak ada standar industri (pemerintah) atau pedoman untuk mengukur kandungan senyawa polifenolik dalam produk tertentu. Misalnya sebuah teh celup biasa memiliki berat sekitar 2,2 gram dan dapat berisi sebanyak 175 mg polifenol. Tapi kandungan polifenol dalam teh celup dapat berkurang dan hilang pada saat diseduh air panas. Kehilangan kandungan polifenol dalam proses produksi di pabrik dapat bervariasi terutama pada saat menyiapkan batch dan waktu penyeduhan teh.
Polifenol mengandung zat berasa pahit dan astringent maka itu produsen mengurangi rasa pahit dan astrigent pada produk teh botol mereka untuk menjaring banyak konsumen. Produsen juga mengurangi kadar tehnya dan penambahan sedikit gula untuk menambah selera dan rasa manis.