Lihat ke Halaman Asli

Saatnya Kita Nyawer

Diperbarui: 26 Juni 2015   17:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

[caption id="attachment_84715" align="aligncenter" width="500" caption="Joget Mangggg (foto pribadi)"][/caption]

Saweran, apaan itu ? Saya kurang tahu asal kata saweran dan hamya menduga-duga kalau itu berasal dari kata sawer. Sawer bisa mengandung makna mengumpulkan atau menyumbang dengan sukarela. Ini menurut saya lho. Mungkin ada yang lebih mengetahui makna sebenarnya.

Saweran dangdut lebih dikenal di kalangan masyarakat umum terutama para pecandu dangdut yang sebagian besar tinggal di sekitar daerah pesisir pantai.  Contohnya adalah Indramayu, Subang, Karawang, Cirebon dan lain-lain. Tolong ralat kalau saya salah.

Tapi saya melihatnya sebagai sebuah hiburan rakyat jelata yang ingin menunjukkan rasa persaudaraan, kekeluargaan, kebersamaan, keakrabatan dan penghormatan terutama kepada yang mau memberikan kebahagiaan, kegembiraan dan kesenangan bagi banyak orang. Seorang sinden dengan iringan musik tradisional menyanyikan lagu-lagu dangdut bernuansa kedaerahan telah memberikan hiburan yang menyegarkan lewat suara dan goyangan tubuhnya. Kalau kelanjutannya ada efek negatif maka itu hanya kasuistis. Saya hanya ingin melihatnya dengan cara pandang yang positif saja.

Dengan mudah dan pemurahnya segerombolan pria atau wanita mau memberikan uangnya tanpa paksaan kepada sinden, penari  atau pimpinan orkes. Uniknya  yang menerima uangpun tidak melihat jumlah besaran uangnya tapi suatu penghargaan dari orang-orang yang memberinya atas dasar hasil kerjanya yang memuaskan. Bisa saja pemberi saweran menyelipkan uang dalam jumlah yang besar tapi sebaliknya kalau tidak memuaskan maka memberikan uang sawerannya hanya sekedarnya saja.

Saya pikir tidak perlu berpanjang lebar lagi. Kebetulan pas perayaan Maulud Nabi Muhammad SAW kemarin, padepokan kami memberikan tempat dan waktu kepada para seniman tradisional untuk menerima saweran dari para tamu yang datang. Selain mendapatkan penghasilan dari padepokan maka para seniman tersebut mendapatkan tambahan penghasilan dari hasil saweran para tamu.

Berikut adalah video tentang saweran yang saya buat seadanya. Mudah-mudahan video ini mengingatkan kepada kita semua betapa rakyat pada umumnya membutuhkan sebuah nilai kesederhanaan dan kebersahajaan dari para pemimpin negeri ini. Mereka pun tetap gembira dan bahagia walaupun kebutuhan hidup makin mencekik leher tapi tetap kepuasan batin harus dipenuhi. Mariiiii Maaaanggggg !!!

Saweran Uploaded by cechgentong.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline