Lihat ke Halaman Asli

Dibutuhkan Kerja Sama untuk Bertahan Hidup

Diperbarui: 26 Juni 2015   17:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

[caption id="attachment_97479" align="alignleft" width="300" caption="wikipedia.com"][/caption]

Pernahkah Kompasianers menonton acara Reality Television Game Show "Survivor" ? Sebagian besar kompasianers mungkin pernah menontonnya yang pernah ditayangkan oleh stasiun TV Indosiar. Sebuah acara televisi yang digawangi oleh Charlie Parsons (Produser TV asal Inggris) dengan menyebar luaskannya ke seluruh dunia lewat jaringan TV ABC.

Survivor menyediakan hadiah US$ 1 juta bagi seorang pemenang yang mampu bertahan hampir 1 bulan di sebuah daerah terpencil yang ada di bumi ini. Acara yang diikuti oleh 16 peserta yang dikelompokkan menjadi 2 suku. Masing-masing suku terdiri dari 8 orang anggota suku. Acara reality show yang seru dimana penonton dipermainkan emosinya setelah melihat beberapa kejadian dari waktu ke waktu yang penuh intrik, kelicikan, kepintaran dan kepekaan terhadap lingkungan sekelilingnya.  Tetapi saya tidak akan mengulas tuntas tentang survivor di tulisan saya ini. Untuk lebih  lengkapnya bisa dibaca di Survivor.

Perjalanan ke Sanghyang Sirah yang merupakan bagian dari Taman Nasional Ujung Kulon secara tidak langsung berhubungan dengan Survivor (bertahan hidup). Kebetulan sekali jumlah orang yang terlibat dalam perjalanan ini ada 8 orang dengan sebuah misi, visi dan tujuan tertentu.

[caption id="attachment_97480" align="aligncenter" width="500" caption="Rombongan Sanghyang Sirah"][/caption]

Banyak tantangan yang harus kami hadapi. Tantangan-tantangan tersebut meliputi daya tahan, kekuatan, kelincahan, pemecahan masalah, kerjasama tim, ketangkasan, dan tekad. Karena di sana kami bukan untuk rekreasi tapi menjalankan beberapa amanah yang diberikan oleh para orang tua.

Selama 7 hari, siang hari  kami menjalankan puasa dan  malam harinya melakukan zikir sampai pagi hari. Daya tahan dan kekuatan  harus dijaga secara konsisten sehingga kami bisa menyelesaikan seluruh kegiatan selama berada di Sanghyang Sirah.

Pada awalnya suasana masih kondusif karena masing-masing individu belum mendapatkan masalah dan kendala selama disana. Setelah memasuki hari kedua dan seterusnya mulailah satu persatu permasalahan datang. Menariknya adalah mulailah kelihatan karakter-karakter asli yang selama ini seperti ditutupi dan ini menjadi semacam otokritik buat kami. Ada yang karakternya lugu, selalu ingin menjadi pemimpin, tukang protes, pemikir, jahil dan lain-lain. Tetapi itulah yang menjadi keunggulan kami setelah kami mau secara ikhlas menyadari kekurangan-kekurangan yang ada di diri kami. Akibatnya adalah secara otomatis kami tahu apa yang harus dilakukan selama di sana dan tahu tugasnya masing-masing.

Mungkin karena ada Uyut yang berfungsi sebagai katalisator maka kami bertujuh bisa saling toleransi dan tenggang rasa walaupun ada bisik-bisik tetangga juga sich hehehe. Tetapi itulah keunikan dalam perjalanan kali ini.  Ternyata benar kalau kita ingin bertahan hidup diperlukan kerjasama tim dan tekad yang kuat sehingga segala yang dicita-citakan dapat dicapai dengan mudah.

Berikut adalah beberapa foto yang menggambarkan bagaimana kami bisa bertahan di alam terbuka dan asing seperti Sanghyang Sirah.

[caption id="attachment_97481" align="aligncenter" width="300" caption="Menjala ikan (dok.pribadi)"][/caption] [caption id="attachment_97482" align="aligncenter" width="300" caption="Ikan hasil tangkapan"][/caption] [caption id="attachment_97484" align="aligncenter" width="300" caption="Lobster (dok.pribadi)"][/caption] [caption id="attachment_97487" align="aligncenter" width="225" caption="Gotong Batu untuk buat meja makan (dok.pribadi)"][/caption] [caption id="attachment_97491" align="aligncenter" width="300" caption="Kang Imat seksi konsumsi (dok.pribadi)"][/caption] [caption id="attachment_97494" align="aligncenter" width="300" caption="Kang Ujud yang energinya luar biasa dan pandai memberikan hiburan (dok.pribadi)"][/caption] [caption id="attachment_97496" align="aligncenter" width="225" caption="Kang Lili yang berhasil menangkap biawak karena sering mengambil makanan di dapur tapi dilepaskan kembali"][/caption] [caption id="attachment_97497" align="aligncenter" width="225" caption="Kang Jana, sang pendekar (dok.pribadi)"][/caption] [caption id="attachment_97499" align="aligncenter" width="300" caption="Jago Mogok dan Cowboy Uyut pada jaman baheula (dok.pribadi)"][/caption] [caption id="attachment_97502" align="aligncenter" width="300" caption="Diskusi selepas buka puasa (dok.pribadi)"][/caption] [caption id="attachment_97504" align="aligncenter" width="300" caption="Bakar sampah pantai untuk api unggun (dok.pribadi)"][/caption]

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline