Ragnar Oratmangoen, pemain baru dalam Timnas Indonesia, mengungkapkan bahwa mendengar suara azan di Jakarta adalah sebuah pengalaman yang luar biasa baginya.
Sebagai seorang mualaf yang baru saja disumpah menjadi warga negara Indonesia, merasa senang dengan keberadaan banyak rekan setimnya yang mayoritas beragama Islam di Timnas Indonesia.
Ragnar Oratmangoen tampaknya benar-benar sangat menikmati momen-momen di Indonesia selama Ramadan ini, khususnya Jakarta.
Setelah disumpah pada 18 Maret sebagai warga negara Indonesia bersama dengan Thom Haye, Ragnar mengakui bahwa ia merasa nyaman di Indonesia.
Terutama dengan banyaknya rekan setim yang mayoritas muslim dan nuansa keislaman yang kental di Jakarta.
Ragnar sendiri adalah seorang mualaf yang lahir sebagai Kristen, namun memilih untuk menjadi seorang muslim pada usia 15 tahun.
Ragnar sendiri dipengaruhi oleh garis keturunan dari kakek dan neneknya yang berasal dari Maluku.
Kehadiran Ragnar dalam Timnas Indonesia sebagai pemain keturunan yang dinaturalisasi merupakan sebuah cerita yang telah terjadi sejak lama.
Dalam sebuah wawancara dengan media Belanda Leeuwarder Courant, Ragnar menjelaskan bahwa proses naturalisasi tersebut dimulai dua tahun lalu ketika ia berusia 23 tahun.
Meskipun awalnya tidak yakin akan terwujud, Ragnar kemudian kembali berkomunikasi dengan seseorang yang mencarinya untuk dinaturalisasi setelah sahabat dekatnya, Jay Idzes, juga mendapat kesempatan serupa.
Kesempatan bergabung dengan Timnas Indonesia membuat Ragnar Oratmangoen sangat bahagia, terutama setelah menjalani proses naturalisasi yang cukup panjang.