Lihat ke Halaman Asli

Cecep Gaos

Guru pecinta literasi

Menangisi Air Mata

Diperbarui: 29 Desember 2017   22:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: https://www.pinterest.com

Kesedihan hati kadang tak bisa lagi membuat mataku meneteskan air mata. Kekecewaan jiwa kadang tak mampu lagi membuat mulutku berkata-kata.  

Kutakut hatiku telah mati membeku. Hingga tak mampu lagi merasakan sakitnya irisan sembilu. Kukhawatir jiwaku telah kaku membatu. Hingga tak mampu lagi merasakan nyerinya tembusan peluru.  

Kini kuhanya bisa menangisi air mata, yang tak lagi bisa mewakili kesedihan. Kuhanya bisa meratapi air mata, yang tak lagi mampu menemani kekecewaan.

Aku jadi bertanya-tanya. Apakah hatiku memang telah kuat dengan segala cobaan yang kapan saja menyikat? Ataukah jiwaku sudah kuat dengan segala godaan yang selalu memikat?

Kuharap air mata masih bisa mewakili kebahagiaan. Kupinta air mata masih mau menemani kesenangan.

#CG @Sukabumi, 29-12-2017




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline