Lihat ke Halaman Asli

Cecep Gaos

Guru pecinta literasi

"Kids Zaman Now", Cobalah Kue "Monyet"!

Diperbarui: 4 Desember 2017   04:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penjual Kue Ape (Dokumentasi Pribadi)

Pada suatu hari Minggu, saat jalan-jalan menyusuri pasar "kaget" yang tidak terlalu jauh dari rumah,  anak saya yang pertama mengarahkan jari telunjuknya ke seorang penjual kue -yang sedang meladeni para pembelinya- minta untuk dibelikan. Lalu saya meresponnya dengan sedikit bercanda "Oh, Kakak mau kue "Monyet" itu?" Mendengar kalimat saya tersebut, anak saya langsung merespon dengan penuh heran "Apa Yah, kue "Monyet"? Itu kue Ape yah. Tuh ada tulisannya kue Ape." 

Lalu saya berkata sambil tertawa kecil "Iya, itu kue Monyet. Kalau Kakak gak percaya, nih ayah liatin di Google."Lalu saya pun membuka google dan mengetikkan kata "Ape". Kemudian yang muncul benar gambar-gambar kera atau monyet dan gorila. Karena memang kalau di dalam bahasa Inggris Ape itu artinya kera atau monyet. "Tuh Kak bener kan Ape itu Monyet", saya menunjukkannya ke anak saya sambil tertawa menandakan sedang bercanda. Lalu anak saya pun tertawa. 

Kue Ape sebenarnya salah satu jenis jajanan yang saya senangi waktu kecil, baik di sekolah maupun di sekitar rumah. Namun saat ini nampaknya agak sulit untuk menemukan penjual Kue Ape. Hal ini bisa jadi dikarenakan sudah banyak beredar  berbagai jajanan "zaman now" atau modern, sehingga keberadaan kue Ape ini mulai tergantikan oleh mereka.  

Kue Ape merupakan kue jajanan khas dari Jakarta. Bentuknya menyerupai pancake. Karena bentuknya, orang juga terkadang menyebutnya sebagai kue tetek. Selain di Betawi, kue Ape ini sudah beredar di daerah-daerah lainnya, terutama di daerah Jawa Barat.

Tadi siang (02/12/2017), saya melihat penjual Kue Ape ini di pinggir jalan sedang tanpa ada seorangpun yang membeli. Kemudian sayapun menghampiri untuk membelinya. Sambil menunggu penjual Kue Ape tersebut memasukkan kuenya ke dalam kantong keresek, saya minta izin untuk memfoto-foto dan tanya-tanya tentang kue Ape ini. Alhamdulillah penjual Ape tersebut tidak keberatan.

Dari kegiatan tanya-tanya dan jeprat-jepret ini, saya mendapatkan beberapa info dan foto. Kata si penjualnya, Kue Ape ini terbuat dari tepung beras, terigu, santan, gula pasir, vanili, dan sedikit garam. Semua bahan-bahan ini di aduk dijadikan adonan yang mendekati encer, kurang lebih seperti adonan martabak manis. Untuk memberi warna hijau kuenya, digunakan pewarna kue buatan pandan.

Adonan ini kemudian dimatangkan atau dimasak di atas katel atau penggorengan kecil dengan menggunakan bara arang.  Agar tidak lengket, setiap kali sebelum dimasukkan adonan, katel ini diolesi dengan mentega. Setelah diolesi, kemudian adonannya disimpan dan dibentuk di dalam katel dengan menggunakan sendok mengikuti bentuk katel tersebut. Alhasil kue Ape tersebut bentuknya mirip dengan bentuk permukaan katel yang tipis dengan adonan yang menumpuk di tengahnya.

Kue Ape (Dokumentasi Pribadi)

Untuk harganya, kue Ape ini relatif murah, yaitu seribu rupiah per satu buahnya. Dengan harga yang relatif murah, rasa kue Ape ini tidak kalah enak jika dibandingkan dengan kue-kue modern lainnya. Sampai saat ini, saya pun masih menyukainya. Jadi, untuk "kids zaman now", cobalah kue "Monyet" ini. Pasti kalianpun menyukainya. Percayalah!

Semoga keberadaaan kue Ape ini masih bisa dipertahankan untuk terus memperkaya khazanah kuliner nusantara di tengah serbuan kue-kue "zaman now". []

Penulis:

Cecep Gaos, S.Pd

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline