Lihat ke Halaman Asli

Cecep Gaos

Guru pecinta literasi

Karawang di Ujung Mata Elang

Diperbarui: 2 November 2017   11:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: http://www.littlerockfamily.com

Dulu...

Ketika ku terbang melayang di angkasa, ku lihat hamparan sawah menghijau dan menguning. Terbentang dari ujung Timur hingga ujung Barat. Terhampar dari sisi selatan hingga sisi utara.

Lalu...

Ketika ku lelah terbang, ku coba turuni ketinggian. Ku tunggangi awan, tanpa mampu melawan. Ku kekang angin, yang hanya bisa tersenyum dingin. Hingga akhirnya ku berada di antara dahan-dahan pohon yang kokoh.

Kini...

Ketika ku terbang melayang di cakrawala, hijau dan kuningnya sawah tak bisa lagi ku pandang terbentang dan terhampar utuh. Jelaga hitam jalanan telah menggeser keindahan sawah-sawah.

Lalu...

Ketika ku lelah terbang, ku coba turuni ketinggian tuk sekedar berpijak tuk melepas lelah. Tak bisa lagi ku temukan dahan-dahan kuat. Yang ku temukan cakaran gedung-gedung kokoh pencakar langit.

Ketika ku hirup udara langit, dadaku terasa sakit hingga menjerit. Semburan asap-asap pekat ribuan kendaraaan dan industri, telah menusuk-nusuk awan hingga putihnya perlahan memudar.

#CG @Karawang, 02-11-2017

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline