Lihat ke Halaman Asli

Cecep Gaos

Guru pecinta literasi

Simulasi Kurban: Upaya Menumbuhkan Ketaatan Spiritual dan Kepekaan Sosial Generasi Milenial

Diperbarui: 4 September 2017   21:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Persiapan Simulasi Kurban (Dokumentasi Pribadi)

Hari ini (04/09/2017) SD Puri Artha Karawang di bawah naungan Yayasan Puri Artha menyelenggarakan simulasi kurban dengan menyembelih seekor sapi. SD Puri Artha melaksanakan simulasi kurban ini setiap tahun pada bulan Haji (baca: Zulhijah). Tahun ini dilaksanakan pada hari tasyrik ke-3, yaitu pada hari Senin tanggal 4 September 2017.

Sapi yang dijadikan kurban pada simulasi ini dibeli dengan menggunakan uang infak yang dikumpulkan oleh warga sekolah selama satu tahun. Siswa-siswi SD Puri Artha menginfakkan sebagian kecil uang jajannya melalui bendahara kelas masing-masing pada setiap hari Jumat. Setelah uang infak itu terkumpul di bendahara, kemudian diserahkan ke guru koordinator infak pada hari yang sama.

Sekolah memrogramkan simulasi kurban ini setiap tahun sebagai proses pembelajaran untuk seluruh warga SD Puri Artha, terutama siswa-siswi yang notabene sebagai tunas-tunas generasi milenial. Generasi ini umumnya ditandai oleh peningkatan penggunaan dan keakraban dengan komunikasi, media, dan teknologi digital. Komunikasi, media, dan teknologi digital ini seringkali menimbulkan dampak negatif di dalam diri para generasi milenial.

Oleh karena itu, simulasi kurban ini diharapkan dapat menumbuhkan ketaatan spiritual dan kepekaan sosial pada diri mereka. Dengan berkurban mereka diajarkan sejak dini tentang kewajiban menyembelih hewan kurban bagi yang mampu. Dengan demikian diharapkan ketaatan spiritual mereka akan tumbuh ketika dewasa nanti.

Perintah berkurban ini salah satunya terdapat di dalam Al Quran surat Al Kautsar ayat 1 dan 2 yang berbunyi "Innaa a'thoinaa kalkautsar. Fashollilirobbika wanhar" yang artinya "Sesunggunya Kami telah memberikan karunia sangat banyak kepadamu, maka salatlah untuk Tuhanmu dan sembelihlah kurban".

Selain untuk menumbuhkan ketaatan spiritual, simulasi kurban ini dilakukan sebagai upaya untuk menumbuhkan kepekaan sosial pada diri mereka. Sapi yang mereka beli dari hasil infak yang dikumpulkan selama setahun, dagingnya diberikan atau disalurkan kepada sesama yang membutuhkan, terutama kepada para fakir miskin dan yatim piatu, baik yang tinggal di yayasan maupun tidak. Dengan demikian, diharapkan kepekaan sosial mereka akan tumbuh ketika dewasa nanti. 

Penyaluran Daging Kurban (Dokumentasi Muammar Ma'ruf)

Semoga simulasi kurban ini dapat menjadi proses pembelajaran untuk menumbuhkan dan menguatkan keimanan dan kepekaan sosial serta meningkatkan ketaatan dan ketakwaan kepada Allah SWT. Wallahu a'lam bishawab. []

Penulis:

Cecep Gaos, S.Pd

Guru SD Puri Artha Karawang

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline