Jumat yang lalu ku berada di Rumah Agung-Mu. Tuk menjalankan salah satu titah yang Engkau firmankan dalam kitab suci-Mu. Seluruh jamaah tertunduk khusyu melisankan berbagai bacaan suci-Mu dengan suara lirih. Suara lantang sang muazin berkumandang indah di atas menara yang menjulang tinggi ke angkasa. Suara gagah sang khatib dengan penuh keyakinan menyampaikan khutbah berisi wasiat takwa. Tak lama berselang sang khatib pun menutup khutbahnya dengan untaian doa dengan suara lirih penuh pengharapan.
Sang muazin kembali berdiri tuk mengumandangkan iqamah. Dengan segera seluruh jamaah berdiri mengatur lurus shafnya. Sang imam mulai mengangkat kedua tangannya mengumandangkan takbir, Allahu Akbar. Diikuti seluruh jamaah yang setia mengikuti setiap gerakan imam seraya membaca setiap bacaan salat. Dua rakaat telah dilakukan dengan penuh kekhusyuan dengan diakhiri ucapan salam ke arah kanan dan ke kiri. Untaian doapun kembali disampaikan kepada Ilahi Robbi.
Perlahan ku meninggalkan rumah Agung-Mu dengan langkah kaki yang terasa begitu berat. Selagkah demi selangkah ku mulai jauh meninggalkanmu. Dari kejauhan kau tampak begitu anggun dan kokoh. Tak henti-hentinya ku arahan pandangan mata ke arahmu dengan terus melangkahkan kaki. Tak terasa bulir-bulir air mata keluar menetes di pipi. Ya Allah, Ilahi Robbi. Sampaikan aku kembali ke hari Jumuah Mubarok-Mu tuk melepas rinduku yang tertinggal di Rumah Agung-Mu. []
#CG @Karawang, 11-06-2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H