Lihat ke Halaman Asli

Cecep Gaos

Guru pecinta literasi

Ramadan, Momentum Peningkatan "Religious Literacy"

Diperbarui: 4 Juni 2017   04:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi. watchtheyard.com

Bulan Ramadan mempunyai keistimewaan yang lebih dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya. Banyak sebutan yang disematkan kepada bulan Ramadan. Beberapa diantaranya adalah bulan mulia, bulan penuh rahmat, bulan penuh ampunan, bulan dijauhkannya dari api neraka, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, Rasulullah SAW menyebutnya dengan Sayyidus Shuhuur atau rajanya para bulan.

Bulan Ramadan merupakan momentum bagi umat Islam untuk meningkatkan segala amal ibadahnya. Hal ini dikarenakan pada bulan ini segala amal ibadah yang dilakukan akan diganjar dengan pahala yang berlipat ganda. Oleh karena itu perbanyaklah melakukan amal soleh di bulan Ramadan.

Bulan Ramadan telah Allah pilih sebagai waktu terjadinya beberapa peristiwa penting. Salah satu diantaranya adalah diturunkannya Al Quran. Al Quran merupakan kitab suci umat Islam yang diturunkan untuk menjadi Hudan (petunjuk) bagi manusia dan pembeda antara yang hak dan yang bathil. Hal ini sebagaimana tercantum dalam QS. Al Baqarah ayat 185. Dengan kata lain, bisa dikatakan bahwa Al Quran merupakan sumber dari segala literasi.  Tidak ada satu pun urusan di dunia ini yang tidak ada petunjukknya di dalam Al Quran.  Al Quran telah menjelaskan semuanya kepada kita bagaimana menjalani kehidupan dengan baik sehingga tercapai kebahagaiaan di dunia dan di akhirat.

Sebagaimana disampaikan sebelumnya bahwa Al Quran merupakan sumber dari segala literasi. Ia diturunkan pada bulan Ramadan yang penuh berkah. Oleh karena itu, bulan Ramadan merupakan momentum yang tepat untuk meningkatkan kemampuan literasi, terutama religious literacy (literasi keagamaan).

Di dalam wikipedia, religious literacydidefinisikan sebagaipengetahuan dan kemampuan dalam memahami agama. Sementara itu, Bud Heckman mendefinisikan religious literacy sebagai  pemahaman tentang prinsip dasar agama dunia dan keragaman kepercayaan dalam kaitannya dengan konteks kehidupan sosial, budaya dan politik. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa religious literacy berbicara tentang hubungan manusia dengan sang pencipta (hablumminallah), hubungan antar sesama manusia (hablumminanas), dan juga hubungan manusia dengan alam (hablumminal’alam).

Apabila seorang penganut agama sudah memahami  ajaran agamanya dengan baik, maka ia akan memiliki kesalihan spiritual, sosial, dan alam yang tinggi. Ia akan menjalankan ibadah mahdhah (ibadah yang berhubungan langsung dengan Allah) dan ghaira mahdoh (ibadah yang berhubungan dengan makhluk hidup lainnya) dengan baik.  

Oleh karena itu, mari kita jadikan bulan Ramadan ini sebagai momentum peningkatan religious literacy kita. Kita laksanakan amal ibadah kepada Allah secara khusyu dan kita tebarkan kebaikan kepada sesama manusia dan alam tempat kita berpijak. Dengan demikian, kita bisa saling menghargai dan menghormati dalam menjalankan ibadah kita masing-masing tanpa ada rasa ketakutan dan kekhawatiran. Sehingga pada akhirnya tujuan kita berpuasa di bulan Ramadan, yaitu untuk mendapatkan predikat ketakwaan, akan dapat terwujud dengan sempurna. []

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline