Urat-urat lehermu terlihat membiru
Ketika engkau berteriak menggebu
Memburu para munafik perusak kalbu
Yang tiada henti membuat malu
Matamu memerah penuh amarah
Melihat dunia yang penuh darah
Karena kekejian jiwa-jiwa pemerah
Yang membuat seluruh dunia pasrah dalam lelah
Tangan-tangan mengepal menantang langit
Pekik sang orator memekik membahana di langit
Di atas mobil komando yang terjepit