Lihat ke Halaman Asli

Cecep Gaos

Guru pecinta literasi

Kartini Sang Pejuang Literasi Sejati

Diperbarui: 21 April 2017   15:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

April dikenal sebagai bulannya wanita Indonesia. Hal ini disebabkan pada bulan ini ada momen penting yang menempatkan wanita sejajar dengan kaum pria, yaitu Hari Kartini, yang senantiasa dirayakan setiap tanggal 21 April untuk mengenang dan menghormati jasa RA. Kartini dalam memperjuangkan hak-hak emansipasai wanita Indonesia.

RA. Kartini dilahirkan di Jepara, Jawa Tengah, pada tanggal 21 April 1879. Beliau berasal dari kalangan priyayi atau kelas bangsawan Jawa. Beliau merupakan putri dari Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat, seorang patih yang diangkat menjadi bupati Jepara.

RA. Kartini dikenal sebagai pejuang emansipasi wanita. Beliau mengabdikan seluruh jiwa dan raganya untuk memperjuangkan persamaan hak-hak wanita pribumi. Beliau berjuang mengangkat status sosial para wanita pribumi. Selain itu, beliau juga memperjuangkan para wanita agar memperoleh kebebasan, otonomi dan persamaan hukum.

Selain sebagai pejuang emansipasi wanita, R.A Kartini sangat layak dijuluki sebagai pejuang literasi sejati. Hal ini bisa dibuktikan dengan kesukaan dan aktivitas-aktivitas yang beliau lakukan pada saat itu.  Beliau sangat suka membaca dan menulis.  

Beliau sangat aktif berkorespondensi atau surat-menyurat dengan teman-temannya yang berada di Belanda. Selain itu, beliau banyak membaca surat kabar Semarang De Locomotief yang diasuh Pieter Brooshooft dan surat kabar atau majalah-majalah kebudayaan Eropa berbahasa Belanda. Bahkan beliau banyak membaca buku-buku karya Louis Coperus yang berjudul De Stille Kraacht, karya Van Eeden -Augusta De Witt-, serta berbagai roman-roman beraliran feminis. Selain itu, beliau juga membaca buku karya Multatuli yang berjudul Max Havelaar.

Kesukaannya dalam membaca tersebut menjadikan beliau mempunyai kemampuan dan kepekaan sosial yang sangat tinggi. Selain itu, beliau mempunyai pengetahuan yang sangat luas akan ilmu pengetahuan dan kebudayaan.

Pengetahuan dan kepekaan sosial yang dimiliki serta kegundahan akan kondisi yang ada mendorong beliau menuliskan tentang kesenjangan-kesenjangan yang ada pada saat itu, terutama kesenjangan yang dialami oleh wanita-wanita pribumi. Beliau seringkali menuangkan pemikiran-pemikiran dan gagasan-gagasannya melalui surat-surat yang beliau tulis. Selain itu, beliau juga menulis tentang ketuhanan, kebijaksanaan, keindahan, perikemanusiaan dan nasionlisme.

Salah satu karya literasi fenomenal RA. Kartini adalah sebuah buku yang berjudul “Habis Gelap Terbitlah Terang”Buku ini menceritakan tentang harapan-harapan dan perjalanan hidupnya serta surat-surat yang berisi cita-citanya dalam memajukan kaum wanita.

Selain terlahir ke bumi untuk emansipasi, RA. Kartini juga terlahir untuk literasi. Beliau telah lama dinanti dan mewarnai seluruh negeri. Meski raganya kini tak lagi di bumi, namun jiwanya senantiasa menerangi. Beliau bukan hanya pejuang emansipasi, tetapi juga sang pembangun literasi, yang mengangkat harkat dan martabat anak negeri.

Semoga di momen Hari Kartini tahun ini, kita semua dapat meneladani perjuangan-perjuangan beliau dalam mengangkat harkat martabat wanita, dan dalam memajukan dunia literasi sehingga kita menjadi bangsa yang literat yang sejajar dengan bangsa-bangsa lain di dunia.

Selamat Hari Kartini Tahun 2017 untuk Seluruh Wanita Indonesia!

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline