Lihat ke Halaman Asli

Lupa Kacang Sendiri

Diperbarui: 25 Juni 2015   02:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Beberapa hari ini saya rutin menyimak pemberitaan mengenai krisis pangan dan khususnya krisis "kedelai". Sungguh memprihatinkan jika mengingat bahwa Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya alam terutama terkenal dengan tanahnya yang subur. Letak geografis Indonesia pun sangat mendukung dan tidak seharusnya mengalami krisis pangan seperti sekarang ini.

Pemerintah sendiri terkesan tidak serius menangani hal ini. Yang terjadi malah seolah prihatin dan ramai-ramai segera mencitrakan bahwa seolah-olah ikut merasakan hal ini. Padahal sih dengan gaji dan fasilitas yang dapat dikatakan wow rasanya hanya membuat masyarakat menjadi semakin pintar untuk kurang mempercayai kinerja pemerintah saat ini.

Indonesia adalah negara kaya namun kurang jeli dalam memanfaatkan kekayaan alam yang dimilikinya. Pengakuan itu banyak datang dari luar negeri bahwa sebenarnya negara Indonesia sangat kaya. Jepang sendiri berani bertukar pulau semisal dengan pulau jawa, mereka datang tanpa bawa apa-apa dan orang di pulau jawa boleh bawa apapun ke Jepang.

Penelitian dan pengembangan terutama di bidang pertanian masih kurang mendapat perhatian dari pemerintah. Menyikapi krisis kedelai di negara ini harusnya tidak perlu berlarut-larut jika dari awal pemerintah serius dalam pencegahan.

Di Indonesia ini sudah pasti banyak jenis kacang-kacangan, semisal kacang tunggak dan juga kacang koro dan banyak lagi. Dan yang namanya kacang rasanya tidak mustahil dapat pula diolah seperti halnya kedelai untuk jadi tempe atau tahu. Hanya saja kembali kepada keseriusan pemerintah dalam hal ini. Karena ini menyangkut hajat hidup orang banyak. Bukan hanya penelitian dan pengembangan, sosialisasi dan implementasi dari hasil penelitian pun harus benar-benar serius sampai kepada petani. Akibat dari kurangnya perhatian pemerintah terhadap sektor pertanian mengakibatkan para petani akhirnya beralih profesi semisal dengan menjadi buruh pabrik di kota-kota besar karena lebih menjanjikan untuk kesejahteraan. Sehingga banyak lahan pertanian menjadi terbengkalai dan bahkan ditinggalkan akibat dari rendahnya tingkat penghasilan dari hasil pertanian.

Kurangnya diversifikasi (penganekaragaman) bahan baku produksi untuk pangan seperti tempe atau tahu, mengakibatkan bertumpunya kebutuhan bahan baku hanya pada satu jenis bahan saja. Padahal dengan penganekaragaman bahan baku, maka permintaan terhadap satu jenis bahan akan menjadi berkurang dan juga stabil. Dengan berkurangnya permintaan, sesuai dengan hukum permintaan dan penawaran, maka harga akan stabil dan bahkan turun. Hal sederhana ini pun kadang kurang mendapatkan perhatian.

Perilaku konsumtif masyarakat pun menjadi berperan dalam kenaikan harga pangan jika perilaku konsumtifnya hanya pada barang yang itu-itu saja. Padahal jika mau menggali masih banyak sumber bahan pangan yang bergizi seperti jamur-jamuran. Kurangnya sosialisasi dari bahan pangan bergizi akan membuat masyarakat cenderung hanya terpaku kepada satu atau beberapa jenis bahan pangan saja. Padahal masih banyak bahan pangan yang lain yang gizinya tidak kalah dengan kedelai dan harganya pun terjangkau.

Singkat kata, keseriusan dari semua pihak sangat dibutuhkan dalam menghadapi krisis pangan seperti ini di mana sudah mencapai tahap nasional. Jika kurang serius menanganinya, sudah pasti bangsa yang besar ini akan semakin terpuruk. Pengalaman harusnya dijadikan modal untuk kemajuan dan bukan untuk di sesali atau hanya dicitrakan seolah ikut merasakan akibatnya.

Janganlah hanya "tahu" bahwa makanan bergizi adalah hanya "tempe" karena jika seperti itu terus dan tetap bergantung kepada "kedelai" bukan tak mungkin lama-lama kita akan terkurung dalam kebodohan dan menjadi "keledai". Kalimat ini bukan untuk menghina atau apapun melainkan sebagai pelecut semangat bahwa kita adalah bangsa yang besar yang tidak akan runtuh hanya karena krisis pangan. Negara kita Luas dan Subur. Ingatlah pada point-point itu.

C.G




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline