Lihat ke Halaman Asli

Pertarungan "Jeruk" dan "Apel"

Diperbarui: 23 Juni 2015   21:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Akhir-akhir ini kita banyak disuguhkan cerita tentang kehebatan si “Jeruk” dan si “Apel”. Tidak cukup lewat layar kaca dan media cetak, bahkan di dunia maya pun bertebaran promosi bombastis oleh dua jenis buah-buahan ini.

Ada yang mengaku paling menyehatkan dan menjanjikan kesehatan lahir bathin, ada juga yang bisa membuat hidup lebih sejahtera dan aman sentosa.

Tim sales buah-buahan inipun tidak segan untuk menyerang lawan jenisnya dengan istilah “Kampanye Hitam”, bahwa si “Jeruk” tidak menyehatkan atau malah si “Apel” dihasilkan dari bibit genetika yang menyebabkan kanker kronis.

Lebih parahnya lagi si “Jeruk” dengan kelihaian tim salesnya berpromosi bahwa dialah yang paling diinginkan oleh masyarakat karena aroma yang eksotis, manis dan mengandung vitamin yang lebih banyak dari si “Apel”.

Bagaimana dengan si “Apel”? Tentu tim salesnya lebih piawai karena disokong oleh promosi yang lebih gencar dengan mainstream bahwa “Apel” lebih diminati dan menyehatkan karena bisa memenuhi kebutuhan vitamin masyarakat dan cocok untuk diet berat badan.

Buah-buahan ini mungkin sudah melupakan kodrat dan peran dirinya, sehingga lupa esensi yang real tentang dirinya.

“Apel” tidak bisa jadi “Jeruk” begitu juga sebaliknya, “Jeruk” tidak bisa memaksakan dirinya seperti “Apel”.

Jadi yang harus diingat oleh tim sales buah-buahan tersebut adalah semua itu tergantung selera pasar dan demand (sales and demand trend) di masyarakat.

Jadi sebaiknya sales buah-buahan ini lebih memikirkan inovasi terhadap buahnya daripada melakukan “Kampanye Hitam”. Memoles buahnya agar kelihatan kinclong dan menarik tetapi tidak menipu dengan tampilannya serta layak jual.

Dan yang paling penting adalah mereka siap untuk tidak diminati oleh masyarakat karena iklan dan promosi si sales terlalu lebay dan sudah jauh dari fungsi utama si buah-buahan ini bagi kebutuhan dasar masyarakat : Berguna dan bermanfaat jika dikonsumsi.

Problemnya sekarang adalah : Bagaimana kalau masyarakat saat ini lebih suka “Daging”!!!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline