Lihat ke Halaman Asli

Merapi dan Wisata Tersembunyi

Diperbarui: 17 Juni 2015   06:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gunung merapi di Kabupaten Sleman yogyakarta memang tidak berhenti untuk beraktivitas. Namun dibalik keganasannya Merapi juga mempnjadi destinasi wisata yang yang banyak menarik orang-orang untuk berkunkjung. Selain untuk daya pikat karena hawa pegunungan yang sejuk, Merapi juga merupakan destinasi wisata petualangan yang menantang. Para pendaki selalu berdatangan untuk menaklukan egonya menggapai puncak.

Abu vulkanik yang terlontar dan menyapu bersih kaki-kakinya menjadikan area ini lahan yang subur. Begitu juga dengan bahan galian pasir, kerikil dan batu tidak pernah habis meski sudah diambil ribuan kubik setiap hari. Agrowisata Salak Pondoh juga merupakan daya tarik yang begitu dinikmati. Inilah yang kemudian menjadikan masyarakat penduduk sekitar terus bergeming tidak beranjak meski terus diancam oleh mara bahaya.

Di sisi lain Merapi merupakan laboratorium alam yang sangat besar. Tempat belajar ilmu kegunung-apian (vulkanologi). Tipe letusannya sudah menjadikan tipe tersendiri menggenapi tipe- tipe letusan yang sudah ada di dunia. Merapi semakin menjadi primadona wisata di Kabupaten Sleman.

Ada hal yang banyak orang sering tidak memperhatikan apa yang sudah Merapi berikan Hal ini tidak banyak kita lihat tetapi dapat memberikan edukasi bagi kita semua. Bahkan menjadi hal yang mungkin menjadi destinasi wisata yang begitu menarik jika dikembangkan lebih lanjut, khususnya wisata edukasi. Dan berikut adalah diantaranya :

1.Pondok Tani Mas Ngek-ngok

Pondok tani berada di Dusun kalangan, Trimulyo Sleman. Desa yang beriklim udara sejuk karena memang masih berada di barat daya kaki Merapi. Dikelola oleh seorang bernama Trisnanto Raharjo (lebih dikenal dengan Mas Ngek-ngok, sehingga dinamai dengan Pondok Tani Mas Ngek-ngok).

[caption id="attachment_368532" align="aligncenter" width="300" caption="Mas Ngek-ngok dan kesehariannya (Dok. Pondok Tani Mas Ngek-ngok)"]

143300072839717725

[/caption]

Lahan yang dikelola hampir mencapai 6 ha. Di lahan ini ditanam sayur-mayur, buah-buahan, ternak dan perikanan. Sehingga jika kita berkunjung ke sini kita akan disuguhi dengan pemandangan indah dan tanaman sayur-buah yang bisa kita panen sendiri langsung dari lahan. Dan yang utama kita bisa belajar pertanian langsung jika kita berminat berbisnis pertanian organik.

Praktisi pertanian dan peternakan lulusan Peternakan UGM ini juga mengembangkan apa yang disebut dengan Kompos Vulkanik.

Kompos Vulkanik adalah kompos organik yang dibuat dari kotoran hewan dan dicampur dengan abu vulkanik.Seperti kita abu vulkanik ini merupakan material yang dikeluarkan oleh letusan gunung selain pasir dan batu. Ukurannya yang kecil seukuran dengan abu sisa pembakaran membuat bisa ditemui di mana saja karena media penyebaran melalui angin sehingga bisa jauh dari pusat erupsinya.

Inilah yang menjadi dasar pemikiran Mas Ngek-ngok untuk bisa memperdayakan material gunung yang belum banyak dimanfaatkan. Padahal abu vulkanik jika sudah mengalami pelapukan akan memberi kesuburan tanah yang berlebih dari tanah lainnya. Sederhanya adalah Mas Ngek-ngok ingin menyederhanakan proses pelapukan ini menjadi lebih pendek dalam pembuatan kompos vulkanik

2.Hunian Tetap

Hunian ini dibangun sebagai hasil dari relokasi warga yang berada di kurang 10 km dari puncak Merapi. Pemerintah membangun rumah-rumah sebagai pengganti dari rumah mereka ke tempat yang lebih aman. Sebenarnya tidak ada yang unik dari bentuk bangunannya. Semua biasa saja seperti bentuk rumah pada umumnya.

Hal yang menarik dari tempat ini adalah karena tempat ini dapat dijadikan gambaran yang mendekati ideal situasi kebencanaan. Masih sangat dekat waktu ketika Merapi dengan awan panasnya menyapu rata hingga 10 km desa-desa di bawah. Sebuah pembelajaran bagi kita semua bagaimana penanggulan bencana harus terkait pada kondisi sebelum bencana, saat bencana dan setelah bencana itu. Dan kemudian kita kenal dengan Daur Bencana (Pra Bencana, Bencana dan Pasca Bencana).

Huntap yang dibangun bisa dikatakan sebagai laboratorium kebencanaan. Disamping karena keberadaan kondisi alam yang mengancam jiwa masyarakat tetapi juga kondisi sosial yang berubah akibat bencana. Daur bencana begitu melekat di kehidupan masyarakat sehingga kita bisa belajar kebencanaan di Huntap

  • ·Pra Bencana

Di huntap kegiatan pra bencana sudah berjalan dengan sangat baik. Asesmen dan penyusunan base –data masyarakat ada dengan akurasi yang tinggi. Penentuan jalur evakuasi dan titik-titik kumpul juga ada. Semuanya bisa mendukung kegiatan Pra-bencana.

  • ·Bencana

Erupsi Merapi mempunyai intensitas yang tinggi. Aktivitas begitu sering. Dan kemudian ini menjadi sebuah situasi yang biasa masyarakat alami. Seperti masyarakat Jepang dengan Gempa Bumi. Begitu Merapi mengancam, masyarakat tahu apa yang harus diperbuat.

  • ·Pasca Bencana

Setelah situasi tanggap darurat berlalu kehidupan sosial masyarakat secara otomatis juga berubah. Masyarakat yang dulu mempunyai lahan atau rumah yang relatif lebih besar, sekarang harus menerima dengan seadanya jatah yang diberikan di Huntap. Belum lagi trauma akibat bencana yang belum hilang karena baru terjadi belum lama.

Merapi telah memberikan segalanya. Tetapi memang sebagian masih belum kita gali untuk bisa memberikan pembelajaran yang lebih. Wisata bukan hanya terletak pada pemandangan indah saja. Tetapi bagaimana kita belajar dari alam untuk mengoptimalkan hidup. Anda ingin mencoba?. Datang saja dan coba Wisata ke Sleman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline