Lihat ke Halaman Asli

Caturprasetyanews

Media Catur Prasetya News adalah Media Publik Untuk belajar Hukum yang Adil dan beradab

Kejahatan Pemusnahan Situs Sejarah Peradaban Bangsa Turki di Aceh, Turki Menanggapi

Diperbarui: 19 Oktober 2021   14:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Laporan Guslian Ade Chandra & Bustamam 18/10/21

Banda Aceh - Catur Prasetya News Pemimpin Darud Donya Cut Putri Cucu Sultan Aceh keturunan Sultan Jauharul Alam Syah Johan Berdaulat Zilullah Fil Alam menyampaikan, bahwa Ia sangat bersyukur dan berbahagia, atas sambutan baik dari Turki terkait usaha penyelamatan situs sejarah peradaban Islam Asia Tenggara di Aceh.

"Pihak Turki juga ingin tahu lebih jauh dan mempelajari lebih dalam tentang situasi darurat yang sedang terjadi di Aceh", terang Cut Putri.

Seperti diketahui, sebelumnya Cut Putri Pemimpin Darud Donya resmi menyurati Presiden Turki Recep Tayyib Erdogan, untuk meminta bantuan terkait adanya upaya pemusnahan situs sejarah peradaban bangsa Turki di Aceh oleh pemerintah. 

Dalam surat resmi tersebut, Cut Putri menyatakan bahwa Aceh berada dalam kondisi darurat, dan sudah memerlukan bantuan Turki untuk turun tangan membantu rakyat Aceh yang sedang berjuang. 

Cucu Sultan Aceh itu membeberkan perihal kondisi darurat tersebut, termasuk tentang data dan fakta proyek IPAL Banda Aceh dan segala pelanggarannya, sebagai proyek yang berusaha memusnahkan jejak peninggalan sejarah kekhalifahan Turki Utsmaniyyah di Aceh Darussalam.

Untuk diketahui bahwa Proyek IPAL Banda Aceh adalah Proyek Strategis Nasional, yang bersumber dana dari pihak asing melalui APBN dibawah Kementerian PUPR RI, yang dipimpin langsung dibawah komando konsultan dari Belanda. Proyek ini bermasalah sejak awal pembangunannya tahun 2015 karena banyaknya protes.

Proyek IPAL Banda Aceh semakin diprotes meluas oleh rakyat Aceh, karena sengaja dibangun di kawasan yang sejak dulu terkenal sebagai kawasan paling penting dalam sejarah Islam di Asia Tenggara, yaitu kawasan Titik Nol awal mula lahirnya Kesultanan Islam Aceh Darussalam, yang didirikan pada tanggal 1 Ramadhan 601 H bertepatan 22 April 1205 M oleh Ghazi Sultan Johan Syah.

Titik Nol Kesultanan Aceh Darussalam itu dikenal sebagai Kawasan Situs Sejarah Istana Darul Makmur Kuta Farushah Pindi Gampong Pande Banda Aceh, yang berisi ribuan makam para Raja dan Ulama Kesultanan Aceh Darussalam, bangunan-bangunan kuno, artefak dan objek bersejarah lainnya. Sejak dulu Gampong Pande menjadi pusat penelitian sejarah oleh pemerintah, para sejarawan, dan para arkeolog yang datang dari berbagai belahan dunia.

Cut Putri menyampaikan bahwa dalam upaya penyelamatan kawasan situs bersejarah ini, selama bertahun-tahun pihaknya sudah melakukan segala usaha damai, melakukan pertemuan-pertemuan dengan pihak terkait, termasuk menghubungi dan menyurati resmi berbagai pihak. Ratusan lembar surat-surat sudah dikirim berulang-ulang ke berbagai pihak terkait.

Editorial Guslian Ade Chandra & Bustmam 18/10/21

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline